ANALISIS KATA SERAPAN BAHASA INDONESIA DARI BAHASA SANSEKERTA DAN BAHASA JAWA KUNA

ANALISIS
KATA SERAPAN BAHASA INDONESIA DARI BAHASA SANSEKERTA DAN BAHASA JAWA KUNA
Tugan ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Jawa Kuna
Oleh : 
Sefila Osie Arzani (2101411034)
BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2012
| 
No. | 
Sansekerta | 
Jawa Kuna | 
Indonesia | 
Analisis | 
| 
1.     
    | 
adi | 
adi | 
adi- | 
Kata adi diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna permulaan; awal; pertama; unggul; hebat sekali. Pada
  bahasa Jawa Kuna tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa Indonesia
  bermakna unggul. Namun dalam bahasa Indonesia kata adi tidak dapat berdiri
  sendiri dan harus bersatu dengan kata lain. Contoh : adidaya | 
| 
2.     
    | 
adhika | 
dhika | 
adika | 
Kata adhika diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna jauh melebihi yang lain; superior; unggul. Dalam
  bahasa Jawa Kuna tidak mengalami perubahan. Dalam bahasa Indonesia mengalami
  penyempitan makna yaitu dari superior; unggul, menjadi lebih baik, dan
  digunakan sebagai gelar untuk orang besar. | 
| 
3.     
    | 
āgama | 
āgama | 
agama | 
Kata agama diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna doktrin atau aturan tradisional yang suci. Dalam
  bahasa Jawa Kuna bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Sedangkan dalam
  bahasa Indonesia bermakna ajaran, sistem yg mengatur tata keimanan (kepercayaan)
  dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng
  pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Tidak terjadi perubahan
  makna. | 
| 
4.     
    | 
aksara | 
aksara | 
aksara | 
Kata aksara berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna huruf; suku kata; suku kata suci; ilmu kesusastraan.
  Dalam bahasa Jawa Kuna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia
  bermakna sistem tanda grafis yg digunakan manusia untuk berkomunikasi dan
  sedikit banyaknya mewakili ujaran; jenis sistem tanda grafis tertentu. Contoh
  :  aksara Pallawa, aksara Inka | 
| 
5.     
    | 
alpa | 
alpa | 
alpa | 
Kata alpa diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna remeh temeh (meremehkan); kurang baik. Dalam bahasa
  Jawa Kuna tidak mengalami perubahan. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna
  melalaikan; kurang mengindahkan. Berarti tidak ada perubahan. | 
| 
6.     
    | 
aneka | 
aneka | 
aneka | 
Kata aneka diserap dari bahasa
  Sanseketa yang bermakna berbeda; bermacam-macam; berjenis-jenis. Dalam bahasa
  Jawa Kuna bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia bermakna
  banyak
  (macamnya, ragamnya); berbagai; berjenis-jenis. Tidak ada perubahan makna dan
  bentuk. | 
| 
7.     
    | 
antara | 
antara | 
antara | 
Kata antara diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna lain; berbeda. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak berubah.
  Sedangkan dalam bahasa Indonesia bermakna jarak (ruang, jauh) di sela-sela
  dua benda. Terdapat penyempitan. Karena pada bahasa Sansekerta dan Bahasa
  Jawa Kuna maknanya adalah berbeda, sedangkan dalam bahasa Indonesia maknanya
  adalah jarak. Karena pada makna berbeda yaitu keseluruhan berubah. Sedangkan
  pada makna jarak, hanya sebegian yang berubah. | 
| 
8.     
    | 
anugraha | 
anugraha | 
anugerah | 
Kata anugerah diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna kebaikan hati; pemberian. Sama dengan dalam makna
  bahasa Jawa Kuna. Dalam bahasa Indonesia bermakna pemberian atau ganjaran dr pihak
  atas (orang besar dsb) kpd pihak bawah (orang rendah dsb); karunia (dr Tuhan).
  Tetapi berubah bentuk dari anugraha menjadi anugerah. | 
| 
9.     
    | 
arca | 
arca | 
arca | 
Kata arca diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna pujaan; patung-patungan. Dalam bahasa Jawa kuna
  maknanya sama. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna patung yg terutama dibuat dr batu
  yg dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang. Terdapat menyempitan makna
  atau fungsi dari kata arca. Yaitu y ang sebelumnya dijadikan sebagai alat
  pemujaan menjadi patung saja atau hiasan biasa. | 
| 
10.    | 
ārya | 
ārya | 
arya | 
Kata arya berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna orang-orang yang berasal dari India Utara. Dalam
  bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia bermakna sama dengan bahasa Sansekerta.
  Jadi tidak terdapat perubahan makna dan bentuk. | 
| 
11.    | 
apriya | 
apriya | 
pria | 
Kata pria diserap dari bahasa
  Sansekerta yaitu apriya yang berarti lelaki dewasa. Dalam bahasa Jawa Kuna
  dan bahasa Indonesia tidak terdapat perubahan makna. Namun dalam bahasa
  Indonesia terdapat perubahan bentuk, dari apriya menjadi pria. | 
| 
12.    | 
artha | 
artha | 
arta | 
Kata arta diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna keuntunga; harta benda; uang; kekayaan. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti, namun
  mengalami perubahan bentuk, dari artha menjadi arta. | 
| 
13.    | 
āśā | 
āśā | 
asa | 
Kata asa diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti kehendak, keinginan, hasrat, harapan. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti tetapi pada
  bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk, dari āśā menjadi asa. | 
| 
14.    | 
āsana | 
āsana | 
asana | 
Kata asana diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna tempat duduk; sikap duduk. Dalam bahasa Jawa Kuna
  dan bahasa Indonesia tidak mengalami perbahan arti, hanya saja pada bahasa
  Indonesia diperjelas dengan makna sikap kaki yg berbeda-beda menurut dewa yg
  diwujudkan; tempat duduk. Pada bahasa Indonesia juga terjadi perubahan bentuk, dari
  āsana menjadi asana. | 
| 
15.    | 
bhaġya | 
bhaġya | 
bahagia | 
Bahagia diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna beruntung; selamat. Dalam bahasa Jawa Kuna dan
  bahasa Indonesia mengalami pergeseran menyempit yaitu menjadi keadaan atau perasaan senang dan
  tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan) dan perubahan bentuk dari bhaġya menjadi bahagia. | 
| 
16.    | 
bāhu | 
bāhu | 
bahu | 
Kata bahu diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna lengan. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak mengalami
  pergeseran makna, tetapi pada bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna
  dari lengan menjadi lebih spesifik, yaitu pundak (antara leher dan pangkal
  lengan). Serta mengalami perubahan bentuk dari bāhu menjadi bahu. | 
| 
17.    | 
bhakti | 
bhakti | 
bakti | 
Kata bakti diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna pengikatan diri; pernyataan rasa hormat. Dalam
  bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna. Namun
  mengalami perubahan bentuk yaitu dari bhakti menjadi bakti. | 
| 
18.    | 
bala | 
bala | 
bala | 
Kata bala berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna kekuatan; kekuasaan; pasukan; tentara. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami pergeseran makna dan tidak
  mengalami perubahan bentuk kata. | 
| 
19.    | 
wisa | 
bisa | 
bisa | 
Kata bisa berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna racun. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terdapat perubahan makna dan bentuk kata. | 
| 
20.    | 
brata | 
brata | 
brata | 
Kata brata berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna adat-istiadat; cara hidup suci. Dalam bahasa jawa
  kuna sama dengan dalam bahasa sansekerta. Namun dalam bahasa indonesia
  terjadi pergeseran makna meluas, yaitu dari makna cara hidup suci kemudian menjadi
  tindakan
  pengendalian diri. | 
| 
21.    | 
buddhi | 
buddhi | 
budi | 
Kata budi berasal dri bahasa
  sansekerta yang bermakna akal; hati; watak; tabiat. Dalam bahasa jawa kuna
  dan bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna, namun terjadi perubahan
  bentuk kata dari buddhi
  menjadi budi. | 
| 
22.    | 
bhūmi | 
bhūmi | 
bumi | 
Kata bumi berasal dari bahasa
  sansekerta yang bermakna tanah; daratan; negeri. Dalam bahasa jawa kuna tidak
  terjadi pergeseran makna dan bentuk kata, namundalam bahasa indonesia terjadi
  pergeseran makna menyempit, yaitu yang awalnya bermakna tanah; daratan, menjadi planet
  tempat manusia hidup; dunia; jagat. Dan mengalami perubahan bentuk kata, dari
  bhūmi menjadi bumi. | 
| 
23.    | 
cakra | 
cakra | 
cakra | 
Kata cakra berasal dari bahasa
  sansekerta yang bermakna roda; cakram atau senjata bundar dan tajam. Dalam
  bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia tidak terjadi pergeseran makna dan
  perubahan bentuk kata. | 
| 
24.    | 
durjana | 
durjana | 
durjana | 
Kata durjana diserap dari bhs
  sansekrta yang bermakna penjahat. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terjadi perubahan apapun. | 
| 
25.    | 
dūta | 
dūta | 
duta | 
Kata duta diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna utusan. Hanya terdapat perubahan bentuk kata pada
  bahasa jawa kuna ke indonesia. | 
| 
26.    | 
dāsa | 
dāsa | 
dasa | 
Kata dasa diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna sepuluh. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terdapat perubahan apapun. | 
| 
27.    | 
desá | 
desá | 
desa | 
Kata desa berasal dari bahasa
  sansekerta yang bermakna daerah, wilayah atau tempat. Dalam bahasa jawa kuna
  tidak terjadi perubahan makna dan bentuk kata. Namun dalam bahasa indonesia
  terdapat perbedaan bentuk kata dan mengalami perluasan makna dari yang hanya
  bermakna wilayah, menjadi kesatuan wilayah yg dihuni oleh sejumlah keluarga yg
  mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) | 
| 
28.    | 
dewa | 
ddewa | 
dewa | 
Kata dewa berasal dari bahasa
  sansekrta yang bermakna raja, pangeran. Dalam bahasa jawa kuna tidak terdapat
  perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia terdapat pergeseran makna meluas
  menjadi roh yg dianggap atau dipercayai sbg manusia halus yg berkuasa
  atas alam dan manusia: orang atau sesuatu yg sangat dipuja. | 
| 
29.    | 
dīrghāyuh | 
dīrghāyuh | 
dirgahayu | 
Kata dirgahayu diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna berusia panjang. Dalam bahasa jawa kuna tidak
  terdapat perubahan apapun. Sedangkan dalam bahasa indonesia terdapat
  perubahan bentuk kata dari dīrghāyuh menjadi dirgahayu, dan mengalami pergeseran makna
  menyemput dari berusia
  panjang menjadi berumur panjang (biasanya ditujukan kpd negara atau
  organisasi yg sedang memperingati hari jadinya) | 
| 
30.    | 
eka | 
eka | 
eka | 
Kata eka diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna satu, bersama-sama. Dalam bahasa jawa kuna dan
  bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna dan perubahan bentuk kata. | 
| 
31.    | 
Jagat | 
Jagat | 
Jagat | 
acaryiii   kata jagat diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna dunia.
  Pada bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa
  Indonesia juga tidak mengalami perubahan makna. | 
| 
32.    |  | 
Jajan | 
Jajan | 
Kata jajan diserap dari bahasa Jawa
  Kuno yang berarti jenis ikan yang khas. Pada bahasa Indonesia kata jajan
  berarti kue, panganan; pasar penganan
  buah-buahan dsb yang dibeli dari pasar untuk pelengkap sesaji. Kata jajan
  mengalami perluasan makna, dari yang hanya berarti jenis ikan yang khas
  menjadi segala jenis makanan khususnya yang dibeli dipasar. | 
| 
33.    | 
Jambu | 
Jambu | 
Jambu | 
Kata Jambu diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti Pohon jambu (Eugenia Jambolana dan jenis-jenis yang
  lain) dan buahnya. Dalam bahasa Indonesia kata jambu tidak mengalami
  perubahan apapun. | 
| 
34.    | 
Jati | 
Jati | 
Jati | 
Kata Jati diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti kelahiran, bentuk eksistensi yang ditentukan oleh
  kelahiran; derajat, kasta, keluarga, bangsa; status sejati atau asli dari
  sesuatu). Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam
  bahasa Indonesia juga kata Jati tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
35.    | 
Jaya | 
Jaya | 
Jaya | 
Kata Jaya diserap dari bahasa
  Sansekerta yang artinya penaklukan kemenangan, jaya; seruan “kemenangan!”;
  menang. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa
  Indonesia kata jaya berarti hebat (selalu berhasil); sukses. Jadi kata Jaya
  tidak mengalami perubahan apa pun. | 
| 
36.    | 
Jiwa | 
Jiwa | 
Jiwa | 
Kata Jiwa diserap dari bahasa
  Sansekerta bermakna hidup, eksistensi; prinsip hidup, jiwa individu. Dalam
  bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia
  bermakna roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan hidup); nyawa.
  Jadi dalam bahasa Indonesia kata Jiwa tidak mengalami pergeseran makna. | 
| 
37.    | 
Kāla | 
Kala | 
Kala | 
Kata kāla diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna waktu. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami
  perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia tidak mengalami pergesaran makna
  tetapi terjadi perubahan bentuk kata dari kāla menjadi kala. | 
| 
38.    | 
Kanigara | 
Kanigara | 
Kanigara | 
Kata kanigara diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna jenis pohon yang khas dengan bunga-bunga kuning.
  Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia kata Kanigara tidak mengalami
  perubahan apapun baik pergeseran makna maupun perubahan bentuk. | 
| 
39.    | 
karpasa | 
kapas | 
kapas | 
Kata kapas diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti pohon kapas, kapas. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
  Indonesia kata kapas mengalami perubahan bentuk yaitu dari Karpasa bahasa
  Sansekerta menjadi Kapas. | 
| 
40.    | 
Kirana | 
Kirana | 
Kirana | 
Kata kirana diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna sinar. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia
  tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
41.    | 
laksana | 
laksana | 
laksana | 
Kata laksana diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti tanda. Dalam bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Indonesia
  kata laksana tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
42.    | 
laksmi | 
laksmi | 
laksmi | 
Kata laksmi diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna kecantikan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
  Indonesia tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
43.    | 
mahādewi | 
mahādewi | 
mahadewi | 
Kata mahādewi diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti isteri raja. Dalam bahasa jawa kuno tidak mengalami
  perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari
  mahādewi menjadi mahadewi. | 
| 
44.    | 
maja | 
maja | 
maja | 
Kata maja diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti pohon maja dan buahnya. Dalam bahasa Jawa Kuno dan
  bahasa Indonesia kata maja tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
45.    | 
maṇḍala | 
maṇḍala | 
mandala | 
Kata mandala diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti barang sesuatu yang bulat. Dalam bahasa Jawa Kuno
  tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan
  bentuk yaitu dari maṇḍala menjadi mandala. | 
| 
46.    | 
mantra | 
mantra | 
mantra | 
Kata mantra diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti teks suci, do’a. Dalam bahasa jawa kuno tidak
  mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia juga tidak mengalami
  perubahan apapun. | 
| 
47.    | 
mārga | 
mārga | 
marga | 
Kata mārga diserap dari bahasa
  Sansekerta bermakna jalan. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan
  apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari mārga menjadi
  marga. | 
| 
48.    | 
masa | 
masa | 
masa | 
Kata masa diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti bulan (baik untuk kalender bulan maupun kalender
  pertanian), musim. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak megalami perubahan apapun.
  Dalam bahasa Indonesia mengalami perluasan makna yaitu tidak hanya bulan,
  musim saja melainkan waktu, ketika, saat, zaman. | 
| 
49.    | 
maya | 
maya | 
maya | 
Kata maya diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti khayal, ketidak nyataan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan
  bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
50.    | 
megha | 
megha | 
mega | 
Kata megha diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti awan. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami
  perubahan apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk
  dari megha menjadi mega. | 
| 
51.    | 
nāda | 
nāda | 
nada | 
Kata nāda diserap dari bahasa
  Sansekerta yang artinya bunyi keras, deru, aum, raung, dsb; suara atau bunyi
  apa saja. Dalam bahasa Jawa Kuno ridak mengalami perubahan apapun. Dalam
  bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari nāda menjadi nada. | 
| 
52.    | 
nāga | 
nāga | 
naga | 
Kata nāga diserap dari bahasa
  Sansekerta yang artinya ular. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami
  perubahan apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk
  yaitu dari nāga menjadi naga. | 
| 
53.    | 
nila | 
nila | 
nila | 
Kata nila diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna berwarna gelap, khusus biru tua. Dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
54.    |  | 
pạṣti | 
pasti | 
Kata pạṣti diserap dari bahasa Jawa
  Kuno yang berarti tertentu, nyata, jelas. Dalam bahasa Indonesia mengalami
  perubahan bentuk dari pạṣti menjadi pasti. | 
| 
55.    | 
pustaka | 
pustaka | 
pustaka | 
Kata pustaka diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti buku, kitab. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
  Indonesia tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
56.    | 
rāja | 
rāja | 
raja | 
Kata rāja berasal dari bahasa
  Sansekerta yang berarti yang berkuasa, pemimpin. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak
  ada perubahan apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan
  bentuk yaitu dari rāja menjadi raja. | 
| 
57.    | 
rana | 
rana | 
rana | 
Kata rana berasal dari bahasa
  Sansekerta yang berarti peperangan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
  Indonesia tidak megalami perubahan apapun. | 
| 
58.    | 
rūpa | 
rūpa | 
rupa | 
Kata rūpa diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti perwujudan atau warna luar. Dalam bahasa Jawa Kuno
  tidak mengalami perubahan apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami
  perubahan bentuk dari rūpa menjadi rupa. | 
| 
59.    | 
sebda | 
śabda | 
sabda | 
Kata sabda di serap dari bahasa
  sansekerta dari sebda, mengalami perubahan bentuk, yang artinya kata atau
  ucapan, dalam bahasa jawa kuno juga mengalami perubahan bentuk yang bermakna
  ucapan, dan dalam bahasa Indonesia juga mengalami perubahan bentuk yang berarti
  ucapan, kata ataupun berkata. | 
| 
60.    | 
Sabet | 
sabet | 
Sabet | 
Kata sabet dalam bahasa sansekerta
  mengalami 
Kata
  sabet mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sabet dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi memukul dengan tali atau benda lain yang panjang
  kecil. | 
| 
61.    | 
Sampir | 
Sampir | 
Sampir | 
Kata
  sampir mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sampir dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti selendang yang bisa digunakan untuk menutup apapun,
  sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi bagian yang
  menjadi sarung keris, menutup keris sebelah atas. | 
| 
62.    | 
Sana | 
Sana | 
Sana | 
Kata
  sana mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sana dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti semua tempat kediaman, sedangkan dalam bahasa
  Indonesia kata sana diartikan sebagai penunjuk tempat yang jauh
  (dianggap jauh dari pembicaraan). | 
| 
63.    | 
Sapih | 
Sapih | 
Sapih | 
Kata
  sapih mengalami pergeseran makna menyempit. Kata sapih dalam
  bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua hal, sedangkan dalam
  bahasa Indonesia kata sapih diartikan sebagai menyarak, atau
  menghentikan anak menyusu ibu. | 
| 
64.    | 
Gadung | 
Gadung | 
Gadung | 
Kata
  gadung mengalami pergeseran makna menyempit. Kata gadung dalam
  bahasa Jawa Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
  menjadi tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi
  jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan hilang atau menjadi
  berkurang, yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida. | 
| 
65.    | 
Galah | 
Galah | 
Galah | 
Kata
  galah mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galah dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti batang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
  lagi menjadi tongkat yg panjang. | 
| 
66.    | 
Galeng | 
Galeng | 
Galeng | 
Kata
  galeng mengalami pergeseran makna menyempit. Kata galeng dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti batas, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
  lagi menjadi batas antara sawah yang satu dengan sawah yang lain atau biasa
  disebut dengan pematang sawah. | 
| 
67.    | 
Ganti | 
Ganti | 
Ganti | 
Kata
  ganti tidak mengalami pergeseran makna. Kata ganti dalam bahasa
  Jawa Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. | 
| 
68.    | 
Gantung | 
Gantung | 
Gantung | 
Kata
  gantung mengalami pergeseran makna meluas. Kata gantung dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti tersangkut di atas, sedangkan dalam bahasa Indonesia
  kata gantung dapat diartikan tersangkut dimanapun. | 
| 
69.    | 
Henti | 
Henti | 
Henti | 
Kata
  ganti mengalami pergeseran makna total. Kata ganti dalam bahasa
  Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia
  yaitu keadaan
  tanpa gerak. | 
| 
70.    | 
Hilang | 
Hilang | 
Hilang | 
Kata
  henti tidak mengalami pergeseran. Kata henti dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama. | 
| 
71.    | 
Idem | 
Idem | 
Idem | 
Kata
  idem mengalami pergeseran makna total karena antara makna yang ada
  dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
  mengalami perbedaan yang cukup signifikan | 
| 
72.    | 
Imbang | 
Imbang | 
Imbang | 
Kata
  imbang tidak mengalami pergeseran. Kata imbang dalam bahasa
  Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama | 
| 
73.    | 
Inang | 
Inang | 
Inang | 
Kata
  inang mengalami pergeseran makna menyempit. Kata inang dalam bahasa
  Jawa Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi yaitu
  perempuan yg merawat anak tuannya. | 
| 
74.    | 
Indik | 
Indik | 
Indik | 
Kata
  indik mengalami pergeseran makna menyempit. Kata indik dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi mendekati dng berjalan membungkuk atau merangkak
  supaya tidak diketahui yg didekati. | 
| 
75.    | 
Iring | 
Iring | 
Iring | 
Kata
  iring mengalami pergeseran makna menyempit. Kata iring dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti menyertai, dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi berjalan berturut-turut. | 
| 
76.    | 
Irung | 
Irung | 
Irung | 
Kata
  irung mengalami pergeseran makna total. Kata irung dalam bahasa
  Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia
  yaitu keadaan
  tanpa gerak. | 
| 
77.    | 
Irus | 
Irus | 
Irus | 
Kata
  irus mengalami pergeseran makna menyempit. Kata irus dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti sendok sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi sendok besar yang cekung, terbuat dari tempurung
  kelapa untuk menyendok sayur dari kuali. | 
| 
78.    | 
Jambak | 
Jambak | 
Jambak | 
Kata
  jambak tidak mengalami perubahan makna. Kata jambak dalam
  bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama. | 
| 
79.    | 
Jambu | 
Jambu | 
Jambu | 
Kata
  jambu mengalami pergeseran makna menyempit. Kata jambu dalam
  bahasa Jawa Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi buahnya saja. | 
| 
80.    | 
Wayang | 
Wayang | 
Wayang | 
wayang
  mengalami perluasan makna karena dalam bahasa jawa kuno, wayang hanya dapat
  terbuat dari belulang tetapi ketika sudah diserap dalam bahasa Indonesia,
  wayang dapat terbuat dari kulit, kayu yang dimanfaatkan untuk pertunjukan
  drama tradisional. | 
| 
81.    | 
Tangan | 
Tangan | 
Tangan | 
tangan
  mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Indonesia tangan terbatas dr
  siku sampai ke ujung jari atau dr pergelangan sampai ujung jari dan dapat
  merupakan simbol kekuasaan, sedangkan dalam bahasa jawa kuno hanya dejelaskan
  bahwa tangan merupakan anggota badan untuk memegang | 
| 
82.    | 
Suduk | 
Suduk | 
Suduk | 
suduk
  mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno suduk dapat berarti
  tusuk, menikam, sedangkan dalam bahasa Indonesia suduk hanya bermakna menikam | 
| 
83.    | 
Sendhang | 
Sendhang | 
Sendhang | 
Sendhang
  mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno sendhang hanya
  berfungsi sebaga sumber air sedangkan dalam bahasa Indonesia sendhang juga
  berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas seperti mandi dan mencuci. | 
| 
84.    | 
Sengit | 
Sengit | 
Sengit | 
sengit
  mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno sengit hanya berarti
  tidak menyenangkan sedangkan dalam bahasa Indonesia sengit dapat berarti
  tajam, keras, dan sangat menyakiti hati. | 
| 
85.    | 
Pentil | 
Pentil | 
Pentil | 
Pentil
  mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno pentil hanya berarti
  buah yang masih kecil tetapi setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia,
  pentil meluas makna nya menjadi puting susu atau buah yang masih muda | 
Siap 👍
BalasHapus