KATA SERAPAN DARI BAHASA JAWA KUNA
Kata serapan adalah kata yang diserap dari berbagai bahasa lain,baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing,yang di gunakan dalam bahasa Indonesia
yang cara penulisannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan.
Berikut ini disajikan pembahasan beberapa kosakata bahasa Indonesia yang
diserap dari bahasa Jawa Kuno.
1. adu
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
adu; lomba; tanding;
banding; mengadu (kekuatan, jasa, dsb)
|
berlanggaran;
bertumbukan; berlaga; bersabung; bertanding berebut menang (dl pertandingan,
perlombaan, dsb); bersentuhan; terbentur; terantuk (pd)
|
Analisis:
Kata adu mengalami
pergesaran makna meluas. Kata adu pada bahasa Indonesia
tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang beradu kekuatan saja, tetapi
beradu untuk meraih kemenangan, termasuk juga bisa dipakai untuk menyebut
istilah lain misalnya adu kecepatan, adu akting, adu kepandaian.
|
2. agama
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
ilmu pengetahuan
|
ajaran, sistem yg
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya
|
Analisis:
Kata agama mengalami
pergeseran makna menyempit. Dari bahasa Jawa Kuno yang berarti ilmu
pengetahuan menyempit maknanya menjadi kepercayaan kepada Tuhan. Saat ini
kata agama memang lebih condong diartikan sebagai
kepercayaan kepada Tuhan karena cenderung lebih spesifik bila dibandingkan
dengan pengertian pada bahasa Jawa Kuno.
|
3. ajak
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Mengajak
|
meminta (menyilakan,
menyuruh, dsb) supaya turut (datang dsb)
|
Analisis:
Kata ajak mengalami
pergeseran makna meluas. Kata ajak dalam KBBI diartikan
meminta, mempunyai makna lebih luas dibandingkan dengan kataajak dalam
KJKI diartikan mengajak: meminta untuk ikut serta.
|
4. ajang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
hidangan; sajian;
suguhan
|
tempat untuk makan
sesuatu (piring dsb)
|
Analisis:
Kata ajang mengalami
pergeseran makna meluas. Kata ajang dalam kosakata bahasa
Indonesia tidak hanya diartikan sajian atau hidangan saja, tetapi dapat
digunakan dalam konteks yang lain. Misalnya ajang kreativitas, ajang
berekspresi, dll.
|
5. ajar
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
beritahu; tutur;
kata
|
petunjuk yg
diberikan kpd orang supaya diketahui (diturut)
|
Analisis:
Kata ajar mengalami
penyempitan makna. Pada KJKI kata ajar beritahu atau tutur
kata, sedangkan pada KBBI kata ajar lebih
spesifik pada petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui.
|
6. alang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Halang
|
sesuatu yg melintang
|
Analisis:
Kata alang mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata alang yang berarti halangan
mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan dengan arti dalam bahasa
Indonesia yaitu segala sesuatu yang melintang, karena halangan tidak selalu
berupa hal-hal yang melintang.
|
7. alas
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
alas; tikar
|
dasar; fondasi
|
Analisis:
Kata alas mengalami
pergeseran makna meluas. Kata alas tidak lagi diartikan
sebagai tikar (dasar untuk duduk), kata alas dalam
bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau pondasi, mengalami perluasan
dalam penggunaannya.
|
8. ambang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mengambang; pohon
|
balok yg melintang
(antara dua tiang pintu atau jendela); kayu palang (antara tiang dsb); saat
mendekatnya kejadian atau peristiwa; muara; tingkat
|
Analisis:
Kata ambang mengalami
pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno
dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang
cukup signifikan.
|
9. amis
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
bangar (bau bangkai)
|
anyir (berbau spt
bau ikan)
|
Analisis:
Kata amis mengalami
penyempitan makna. Pada awalnya kata amis berarti bau
bangkai kini lebih spesifik lagi, yaitu diartikan sebagai bau anyir
(menyerupai bau ikan)
|
10. ampuh
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
sakit; manjur
|
mempunyai kekuatan
gaib yg luar biasa; manjur; mempunyai daya pengaruh yg luar biasa
|
Analisis:
Kata ampuh mengalami
penyempitan makna. Kata ampuh yang asalnya dalam bahasa Jawa
Kuno berarti manjur, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik pada
hal-hal yang mempunyai kekuatan gaib.
|
11. anak
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Orang
|
keturunan yg kedua
|
Analisis:
Kata anak mengalami
penyempitan makna. Kata anak yang asalnya dalam bahasa Jawa
Kuno berarti orang, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik yaitu
keturunan yang kedua.
|
12. angkat
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
angkat; pergi
|
naikkan; tinggikan
|
Analisis:
Kata angkat mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata angkat yang dalam bahasa
Jawa Kuno berarti pergi, dalam bahasa Indonesia mempunyai arti naikkan, yaitu
meninggalkan menuju atas.
|
13. arus
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
ombak; gelombang; deburan gelombang
|
gerak air yg
mengalir; aliran; gerak (aliran) sesuatu spt air mengalir; gerakan atau
aliran udara (listrik) yg melalui suatu benda; peredaran (barang, uang, dsb)
|
Analisis:
Kata arus mengalami
pergeseran makna melus. Kata arus dalam bahasa Jawa Kuno
diartikan sebagai ombak (gerakan air) saja, sedangkan dalam bahasa Indonesia
tidak hanya diartikan sebagai gerakan air, namun juga bisa diartikan gerakan
semua benda yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
|
14. asrama
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
asrama; biara
|
bangunan tempat
tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah
kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama
|
Analisis:
Kata asrama tidak
mengalami perubahan makna. Kata asrama dalam bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.
|
15. babu
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mempunyai ibu/ emak
|
perempuan yg bekerja
sbg pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga
|
Analisis:
Kata babu mengalami
penyempitan makna. Kata babu dalam bahasa Jawa Kuno berarti
ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata babu tidak
lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami
penyempitan makna, kata babu diartikan sebagai pembantu
perempuan.
|
16. banter
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Cepat
|
sangat; keras
|
Analisis:
Kata banter mengalami
pergeseran makna total, dari pengertian cepat menjadi sangat keras.
Kata banter dalam bahasa Jawa Kuno berhubungan dengan
kecepatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan volume dan
tekanan.
|
17. bata
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
tembok
|
benda yg berbentuk
persegi panjang spt kotak atau peti kecil; tanah liat yg diaduk sampai halus,
kemudian dicetak, dikeringkan, lalu dibakar (dipakai untuk membuat dinding
dsb); batu bata
|
Analisis:
Kata bata mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata bata yang dulunya berarti
tembok, kini menjadi lebih spesifik yaitu batu persegi panjang yang biasanya
dipakai untuk mendirikan bangunan.
|
18. bibi
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Ibu
|
adik (saudara muda)
perempuan ayah atau ibu
|
Analisis:
Kata bibi mengalami
penyempitan makna. Kata bibi dalam bahasa Jawa Kuno berarti
ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia katabibi tidak
lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami
penyempitan makna, kata bibi diartikan sebagai adik
perempuan ibu.
|
19. bini
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
istri: perempuan
|
perempuan yang
menjadi istri
|
Analisis:
Kata bini tidak
mengalami pergeseran makna. Kata bini dalam bahasa Jawa Kuno
memiliki arti yang sama kosakata dalam bahasa Indonesia.
|
20. bobot
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Hamil
|
berat suatu benda
|
Analisis:
Kata bobot mengalami
pergeseran makna meluas. Kata bobot dalam bahasa Jawa Kuno
berarti hamil yaitu keadaan berat karena mengandung janin, sedangkan dalam
kosakata bahasa Indonesia berarti berat dalam keadaan apapun.
|
21. buru
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
berburu; memburu
|
mengejar atau
mencari
|
Analisis:
Kata buru mengalami
pergeseran makna meluas. Kata buru yang awalnya hanya
diartikan sebagai kegiatan mencari binatang, kini kata buru dapat
diartikan pula mencari sesuatu yang lain misal berburu cinta, berburu ilmu,
berburu buku dan lain-lain.
|
22. buyut
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
leluhur; nenek
moyang
|
ibu dr nenek
(urutannya: bapak/ibu, nenek, buyut)
|
Analisis:
Kata buyut mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata buyut dalam bahasa Jawa
Kuno berarti leluhur atau nenek moyang, dalam bahasa Indonesia lebih
dispesifikkan lagi menjadi ibu dari nenek.
|
23. cacah
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
cacah; patah; putus;
koyak; pecah
|
mencencang (daging
dsb) halus-halus
|
Analisis:
Kata cacah mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata cacah dalam bahasa Jawa
Kuno berarti patah, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
cencang atau memotong halus-halus.
|
24. dalih
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
menyangkal; mendakwa
|
alasan (yg
dicari-cari) untuk membenarkan suatu perbuatan
|
Analisis:
Kata dalih mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata dalih dalam bahasa Jawa
Kuno berarti menyangkal, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
menjadi alasan untuk membenarkan.
|
25. dosa
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
cacat; kekurangan;
kejahatan; pelanggaran
|
perbuatan yg
melanggar hukum Tuhan atau agama
|
Analisis:
Kata dosa mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata dosa dalam bahasa Jawa Kuno
berarti segala cacat atau kekurangan pada diri manusia, dalam bahasa Indonesia
diartikan lebih dispesifikkan lagi menjadi perbuatan yang melanggar hukum
atau bisa juga perbuatan yang melanggar aturan agama.
|
26. emban
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Mengemban
|
kain pembebat badan
(dada, susu, perut)
|
Analisis:
Kata emban mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata emban dalam bahasa Jawa
Kuno berarti mengemban, berubah menjadi kain pembebat badan.
|
27. embat
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Merundingkan
|
mengambil dng cara
yg tidak sah (mencuri, mencopet)
|
Analisis:
Kata embat mengalami
pergeseran makna total. Kata embat yang berarti merundingkan dalam
bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia diartikan dengan mengambil paksa
milik orang lain.
|
28. empu
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
tuan; yang empunya
|
gelar kehormatan yg
berarti "tuan"; orang yg sangat ahli (terutama ahli membuat keris)
|
Analisis:
Kata empu mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata empu diartikan sebagai tuan dalam
bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia kata empuidentik
dengan orang yang ahli membuat keris.
|
29. entas
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
keluar dari air
|
mengangkat (dr suatu
tempat ke tempat lain)
|
Analisis:
Kata entas mengalami
pergeseran makna meluas. Kata entas dalam bahasa Jawa Kuno
diartikan dengan mengeluarkan dari air, dalam bahasa Indonesia kata entas
dapat digunakan di konteks lain misalnya mengentaskan kemiskinan.
|
30. enes
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
bersedih hati;
mengidap
|
merana krn sedih
|
Analisis:
Kata enes mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata enes dalam bahasa Jawa Kuno
hanya diartikan bersedih, sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan maerana
yang berarti kesedihan yang sangat mendalam.
|
31. gadung
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
ubi-ubian
|
tumbuhan melilit,
umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu
basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang; Dioscorea hispida
|
Analisis:
Kata gadung mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata gadung dalam bahasa Jawa
Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika
direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang,
yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida.
|
32. galah
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
batang; seligi;
tombak;lembing
|
tongkat yg panjang
(dr bambu atau kayu dsb untuk menjolok buah-buahan, menolak perahu, menjemur
pakaian, dsb)
|
Analisis:
Kata galah mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata galah dalam bahasa Jawa
Kuno berarti batang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
tongkat yg panjang.
|
33. galeng
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Batas
|
pematang sawah
|
Analisis:
Kata galeng mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa
Kuno berarti batas, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
batas antara sawah yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan
pematang sawah.
|
34. ganti
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
ganti; wakil
|
sesuatu yg menjadi
penukar yg tidak ada atau hilang
|
Analisis:
Kata ganti tidak
mengalami pergeseran makna. Kata ganti dalam bahasa Jawa
Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa Indonesia.
|
35. gantung
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Gantung
|
sangkut; kait
|
Analisis:
Kata gantung mengalami
pergeseran makna meluas. Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno
berarti tersangkut di atas, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung
dapat diartikan tersangkut dimanapun.
|
36. henti
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
habis; henti; binasa
|
keadaan tanpa gerak;
halangan; jeda
|
Analisis:
Kata ganti mengalami
pergeseran makna total. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno
berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan
tanpa gerak.
|
37. hilang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
hilang; kalah; mati;
berhenti; binasa; hancur
|
tidak ada lagi;
lenyap; tidak kelihatan
|
Analisis:
Kata henti tidak
mengalami pergeseran. Kata henti dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.
|
38. idem
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Padam
|
sama dng yg
disebutkan di atas atau di muka
|
Analisis:
Kata idem mengalami
pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno
dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang
cukup signifikan.
|
39. imbang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Mengimbangi
|
setimbang;
sebanding; sama (berat, derajat, ukuran, dsb)
|
Analisis:
Kata imbang tidak
mengalami pergeseran. Kata imbang dalam bahasa Jawa Kuno dan
bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.
|
40. inang
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Ibu
|
perempuan yg merawat
(menyusui dsb) anak tuan-nya (spt anak raja atau anak pembesar)
|
Analisis:
Kata inang mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata inang dalam bahasa Jawa
Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi yaitu
perempuan yg merawat anak tuannya.
|
41. indik
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mendekati
|
mendekati dng
berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui (mengagetkan) yg
didekati; mengendap
|
Analisis:
Kata indik mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata indik dalam bahasa Jawa
Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
lagi menjadi mendekati dng berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak
diketahui yg didekati.
|
42. iring
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mengiringkan;
menyertai; mengikuti; mengantarkan
|
berjalan
berturut-turut
|
Analisis:
Kata iring mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata iring dalam bahasa Jawa
Kuno berarti menyertai, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
menjadi berjalan berturut-turut.
|
43. irung
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Hidung
|
mangkuk kecil untuk
minum arak
|
Analisis:
Kata irung mengalami
pergeseran makna total. Kata irung dalam bahasa Jawa Kuno
berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia
yaitu keadaan tanpa gerak.
|
44. irus
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
sendok sayur
|
sendok besar yg
cekung, terbuat dr tempurung kelapa dsb untuk menyendok sayur dsb dr kuali
(belanga, periuk, panci)
|
Analisis:
Kata irus mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno
berarti sendok sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
lagi menjadi sendok besar yang cekung, terbuat dari tempurung kelapa untuk
menyendok sayur dari kuali.
|
45. jambak
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
direnggut
(rambutnya)
|
Merenggut rambut
|
Analisis:
Kata jambak tidak
mengalami perubahan makna. Kata jambak dalam bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.
|
46. jambu
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
pohon dan buahnya
|
buah jambu, banyak
airnya, bentuknya menyerupai genta dan lebar di bawah, macam dan jenisnya
banyak
|
Analisis:
Kata jambu mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata jambu dalam bahasa Jawa
Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
lagi menjadi buahnya saja.
|
47. jampi
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
digunakan untuk
mengobati
|
kata-kata atau
kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (untuk
mengobati penyakit dsb); mantra
|
Analisis:
Kata jampi mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata jampi dalam bahasa Jawa
Kuno berarti semua hal yang dapat digunakan untuk mengobati, sedangkan dalam
bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi yaitu kata-kata atau
kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib untuk
mengobati penyakit.
|
48. jaya
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
menang; kemenangan
|
selalu berhasil;
sukses; hebat
|
Analisis:
Kata jaya mengalami
pergeseran makna meluas. Kata jaya dalam bahasa bahasa
Indonesia memliki arti yang lebih luas, yaitu berhasil di segala bidang,
sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno berarti menang, berhasil dalam suatu
pertandingan, perlombaan atau kejuaraan saja.
|
49. kirim
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mengirim sesuatu
sebagai hadiah
|
menyampaikan barang
dari satu tempat ke tempat yang lain
|
Analisis:
Kata kirim mengalami
pergeseran makna meluas. Kata kirim dalam bahasa Jawa Kuno
hanya berarti mengirim sesuatu sebagai hadiah, jika dibandingkan dalam bahasa
Indonesia kata kirim dapat diartikan menyampaikan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain meskipun itu bukan hadiah.
|
50. kutub
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mengepul seperti
awan
|
pangkal poros bumi
|
Analisis:
Kata kutub mengalami
pergeseran makna total. Kata kutub yang dalam bahasa Jawa
Kuno berarti mengepul seperti awan, mempunyai arti yang jauh berbeda
dalam bahasa Indonesia, yaitu pangkal poros bumi. Meskipun berbeda arti,
keduanya memiliki keterkaitan yaitu sama-sama dalam keadaan yang seperti
tertutup kabut.
|
51. laksana
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
tanda, ciri,
petanda, syarat, lambang
|
sifat, tanda; laku,
tanda yang baik
|
Analisis:
Kata laksana mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata laksana dalam bahasa Jawa
Kuno diartikan sebagai tanda, ciri, petanda, syarat, lambang,
sedangkan dalam bahasa Indonesia kata laksana tidak
diartikan semua tanda, namun hanya tanda yang baik saja.
|
52. layu
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
lemah, merana, kurus
kering
|
lisut; tidak segar
lagi,; bunga, daun dan sebagainya; pucat tidak bergaya lagi
|
Analisis:
Kata layu mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata layu dalam bahasa Jawa Kuno
hanya berarti lemah, merana, kurus kering, sedangkan dalam bahasa
Indonesia kata layu diartikan sebagai
keadaan lemah, merana, kurus kering pada tanaman.
|
53. lembur
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
kerja sampai malam
|
kerja malam,
pekerjaan yangdilakukan di luar jam kerja
|
Analisis:
Kata lembur tidak
mengalami perubahan makna. Kata lembur dalam bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama.
|
54. mentah
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mentah, tidak
dimasak, tidak diolah
|
belum masak
buah-buahan, belum matang penganan dan sebagainya; belum direbus, diolah,
dmasak, dan sebagainya
|
Analisis:
Kata mentah tidak
mengalami perubahan makna. Kata mentah dalam bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama.
|
55. prasasti
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
dekrit, proklamasi,
maklumat, pengumuman, pemerintah, inskripsi
|
piagam (yang
tertulis pada batu, tembaga, dsb.)
|
Analisis:
Kata prasasti mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata prasasti dalam bahasa Jawa
Kuno berarti lebih luas jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia yang hanya
diartikan sebagai piagam yang tertulis pada batu atau tembaga.
|
56. sabda
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
bunyi, suara, nada,
kata, bahasa kata yang benar, ungkapan yang benar
|
kata; perkataan
(bagi Tuhan, nabi, raja, dsb.)
|
Analisis:
Kata sabda mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata sabda dalam bahasa Jawa
Kuno berarti semua perkataan yang benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia
lebih dispesifikkan lagi menjadi perkataan Tuhan, nabi, atau raja.
|
57. sabet
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
mencambuk, menampar
|
memukul dengan tali
atau benda lain yang panjang kecil
|
Analisis:
Kata sabet mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata sabet dalam bahasa Jawa
Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
menjadi memukul dengan tali atau benda lain yang panjang kecil.
|
58. sampir
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
syal; selendang
|
bagian sarung keris
sebelah atas
|
Analisis:
Kata sampir mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata sampir dalam bahasa Jawa
Kuno berarti selendang yang bisa digunakan untuk menutup apapun, sedangkan
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi
sarung keris, menutup keris sebelah atas.
|
59. sana
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
tempat kediaman
|
penunjuk tempat yang
jauh (dianggap jauh dari pembicaraan)
|
Analisis:
Kata sana mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno
berarti semua tempat kediaman, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan
sebagai penunjuk tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan).
|
60. sapih
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
pembubaran, dipisah,
diakhiri
|
menyarak
(menghentikan anak menyusu ibu)
|
Analisis:
Kata sapih mengalami
pergeseran makna menyempit. Kata sapih dalam bahasa Jawa
Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua hal, sedangkan dalam bahasa
Indonesia kata sapih diartikan sebagai menyarak, atau
menghentikan anak menyusu ibu.
|
Komentar
Posting Komentar