KATA SERAPAN DARI BAHASA JAWA KUNA
Kata serapan adalah kata yang diserap dari berbagai bahasa lain,baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing,yang di gunakan dalam bahasa Indonesia
yang cara penulisannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan.
Berikut ini disajikan pembahasan beberapa kosakata bahasa Indonesia yang
diserap dari bahasa Jawa Kuno.
1.    adu
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
adu; lomba; tanding;
  banding; mengadu (kekuatan, jasa, dsb) | 
berlanggaran;
  bertumbukan; berlaga; bersabung; bertanding berebut menang (dl pertandingan,
  perlombaan, dsb); bersentuhan; terbentur; terantuk (pd) | 
| 
Analisis: 
Kata adu mengalami
  pergesaran makna meluas. Kata adu pada bahasa Indonesia
  tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang beradu kekuatan saja, tetapi
  beradu untuk meraih kemenangan, termasuk juga bisa dipakai untuk menyebut
  istilah lain misalnya adu kecepatan, adu akting, adu kepandaian. | |
2.    agama
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
ilmu pengetahuan | 
ajaran, sistem yg
  mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang Mahakuasa
  serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia serta
  lingkungannya | 
| 
Analisis: 
Kata agama mengalami
  pergeseran makna menyempit. Dari bahasa Jawa Kuno yang berarti ilmu
  pengetahuan menyempit maknanya menjadi kepercayaan kepada Tuhan. Saat ini
  kata agama memang lebih condong diartikan sebagai
  kepercayaan kepada Tuhan karena cenderung lebih spesifik bila dibandingkan
  dengan pengertian pada bahasa Jawa Kuno. | |
3.    ajak
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Mengajak | 
meminta (menyilakan,
  menyuruh, dsb) supaya turut (datang dsb) | 
| 
Analisis: 
Kata ajak mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata ajak dalam KBBI diartikan
  meminta, mempunyai makna lebih luas dibandingkan dengan kataajak dalam
  KJKI diartikan mengajak: meminta untuk ikut serta. | |
4.    ajang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
hidangan; sajian;
  suguhan | 
tempat untuk makan
  sesuatu (piring dsb) | 
| 
Analisis: 
Kata ajang mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata ajang dalam kosakata bahasa
  Indonesia tidak hanya diartikan sajian atau hidangan saja, tetapi dapat
  digunakan dalam konteks yang lain. Misalnya ajang kreativitas, ajang
  berekspresi, dll. | |
5.    ajar
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
beritahu; tutur;
  kata | 
petunjuk yg
  diberikan kpd orang supaya diketahui (diturut) | 
| 
Analisis: 
Kata ajar mengalami
  penyempitan makna. Pada KJKI kata ajar beritahu atau tutur
  kata, sedangkan  pada KBBI kata ajar lebih
  spesifik pada petunjuk yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui. | |
6.    alang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Halang | 
sesuatu yg melintang | 
| 
Analisis: 
Kata alang mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata alang yang berarti halangan
  mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan dengan arti dalam bahasa
  Indonesia yaitu segala sesuatu yang melintang, karena halangan tidak selalu
  berupa hal-hal yang melintang. | |
7.    alas
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
alas; tikar | 
dasar; fondasi | 
| 
Analisis: 
Kata alas mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata alas tidak lagi diartikan
  sebagai tikar (dasar untuk duduk),  kata alas dalam
  bahasa Indonesia diartikan sebagai dasar atau pondasi, mengalami perluasan
  dalam penggunaannya. | |
8.    ambang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mengambang; pohon | 
balok yg melintang
  (antara dua tiang pintu atau jendela); kayu palang (antara tiang dsb); saat
  mendekatnya kejadian atau peristiwa; muara; tingkat | 
| 
Analisis: 
Kata ambang mengalami
  pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno
  dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang
  cukup signifikan. | |
9.    amis
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
bangar (bau bangkai) | 
anyir (berbau spt
  bau ikan) | 
| 
Analisis: 
Kata amis mengalami
  penyempitan makna. Pada awalnya kata amis berarti bau
  bangkai kini lebih spesifik lagi, yaitu diartikan sebagai bau anyir
  (menyerupai bau ikan) | |
10.    ampuh
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
sakit; manjur | 
mempunyai kekuatan
  gaib yg luar biasa; manjur; mempunyai daya pengaruh yg luar biasa | 
| 
Analisis: 
Kata ampuh mengalami
  penyempitan makna. Kata ampuh yang asalnya dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti manjur, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik pada
  hal-hal yang mempunyai kekuatan gaib. | |
11.    anak
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Orang | 
keturunan yg kedua | 
| 
Analisis: 
Kata anak mengalami
  penyempitan makna. Kata anak yang asalnya dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti orang, sekarang dalam bahasa Indonesia lebih spesifik yaitu
  keturunan yang kedua. | |
12.    angkat
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
angkat; pergi | 
naikkan; tinggikan | 
| 
Analisis: 
Kata angkat mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata angkat yang dalam bahasa
  Jawa Kuno berarti pergi, dalam bahasa Indonesia mempunyai arti naikkan, yaitu
  meninggalkan menuju atas. | |
13.    arus
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
ombak; gelombang; deburan gelombang | 
gerak air yg
  mengalir; aliran; gerak (aliran) sesuatu spt air mengalir; gerakan atau
  aliran udara (listrik) yg melalui suatu benda; peredaran (barang, uang, dsb) | 
| 
Analisis: 
Kata arus mengalami
  pergeseran makna melus. Kata arus dalam bahasa Jawa Kuno
  diartikan sebagai ombak (gerakan air) saja, sedangkan dalam bahasa Indonesia
  tidak hanya diartikan sebagai gerakan air, namun juga bisa diartikan gerakan
  semua benda yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. | |
14.    asrama
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
asrama; biara | 
bangunan tempat
  tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah
  kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama | 
| 
Analisis: 
Kata asrama tidak
  mengalami perubahan makna. Kata asrama dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama. | |
15.    babu
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mempunyai ibu/ emak | 
perempuan yg bekerja
  sbg pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga | 
| 
Analisis: 
Kata babu mengalami
  penyempitan makna. Kata babu dalam bahasa Jawa Kuno berarti
  ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia kata babu tidak
  lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami
  penyempitan makna, kata babu diartikan sebagai pembantu
  perempuan. | |
16.    banter
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Cepat | 
sangat; keras | 
| 
Analisis: 
Kata banter mengalami
  pergeseran makna total, dari pengertian cepat menjadi sangat keras.
  Kata banter dalam bahasa Jawa Kuno berhubungan dengan
  kecepatan, sedangkan dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan volume dan
  tekanan. | |
17.    bata
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
tembok | 
benda yg berbentuk
  persegi panjang spt kotak atau peti kecil; tanah liat yg diaduk sampai halus,
  kemudian dicetak, dikeringkan, lalu dibakar (dipakai untuk membuat dinding
  dsb); batu bata | 
| 
Analisis: 
Kata bata mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata bata yang dulunya berarti
  tembok, kini menjadi lebih spesifik yaitu batu persegi panjang yang biasanya
  dipakai untuk mendirikan bangunan. | |
18.    bibi
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Ibu | 
adik (saudara muda)
  perempuan ayah atau ibu | 
| 
Analisis: 
Kata bibi mengalami
  penyempitan makna. Kata bibi dalam bahasa Jawa Kuno berarti
  ibu, yaitu sebutan bagi wanita dewasa. Dalam bahasa Indonesia katabibi tidak
  lagi digunakan untuk menyebut semua wanita dewasa, namun mengalami
  penyempitan makna, kata bibi diartikan sebagai adik
  perempuan ibu. | |
19.    bini
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
istri: perempuan | 
perempuan yang
  menjadi istri | 
| 
Analisis: 
Kata bini tidak
  mengalami pergeseran makna. Kata bini dalam bahasa Jawa Kuno
  memiliki arti yang sama kosakata dalam bahasa Indonesia. | |
20.    bobot
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Hamil | 
berat suatu benda | 
| 
Analisis: 
Kata bobot mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata bobot dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti hamil yaitu keadaan berat karena mengandung janin, sedangkan dalam
  kosakata bahasa Indonesia berarti berat dalam keadaan apapun. | |
21.    buru
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
berburu; memburu | 
mengejar atau
  mencari | 
| 
Analisis: 
Kata buru mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata buru yang awalnya hanya
  diartikan sebagai kegiatan mencari binatang, kini kata buru dapat
  diartikan pula mencari sesuatu yang lain misal berburu cinta, berburu ilmu,
  berburu buku dan lain-lain. | |
22.    buyut
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
leluhur; nenek
  moyang | 
ibu dr nenek
  (urutannya: bapak/ibu, nenek, buyut) | 
| 
Analisis: 
Kata buyut mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata buyut dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti leluhur atau nenek moyang, dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi ibu dari nenek. | |
23.    cacah
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
cacah; patah; putus;
  koyak; pecah | 
mencencang (daging
  dsb) halus-halus | 
| 
Analisis: 
Kata cacah  mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata cacah dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti patah, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
  cencang atau memotong halus-halus. | |
24.    dalih
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
menyangkal; mendakwa | 
alasan (yg
  dicari-cari) untuk membenarkan suatu perbuatan | 
| 
Analisis: 
Kata dalih mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata dalih dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti menyangkal, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
  menjadi alasan untuk membenarkan. | |
25.    dosa
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
cacat; kekurangan;
  kejahatan; pelanggaran | 
perbuatan yg
  melanggar hukum Tuhan atau agama | 
| 
Analisis: 
Kata dosa mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata dosa dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti segala cacat atau kekurangan pada diri manusia, dalam bahasa Indonesia
  diartikan lebih dispesifikkan lagi menjadi perbuatan yang melanggar hukum
  atau bisa juga perbuatan yang melanggar aturan agama. | |
26.    emban
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Mengemban | 
kain pembebat badan
  (dada, susu, perut) | 
| 
Analisis: 
Kata emban  mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata emban dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti mengemban, berubah menjadi kain pembebat badan. | |
27.    embat
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Merundingkan | 
mengambil dng cara
  yg tidak sah (mencuri, mencopet) | 
| 
Analisis: 
Kata embat mengalami
  pergeseran makna total. Kata embat yang berarti merundingkan dalam
  bahasa Jawa Kuno, dalam bahasa Indonesia diartikan dengan mengambil paksa
  milik orang lain. | |
28.    empu
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
tuan; yang empunya | 
gelar kehormatan yg
  berarti "tuan"; orang yg sangat ahli (terutama ahli membuat keris) | 
| 
Analisis: 
Kata empu mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata empu diartikan sebagai tuan dalam
  bahasa Jawa Kuno,  dalam bahasa Indonesia kata empuidentik
  dengan orang yang ahli membuat keris. | |
29.    entas
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
keluar dari air | 
mengangkat (dr suatu
  tempat ke tempat lain) | 
| 
Analisis: 
Kata entas mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata entas dalam bahasa Jawa Kuno
  diartikan dengan mengeluarkan dari air, dalam bahasa Indonesia kata entas
  dapat digunakan di konteks lain misalnya mengentaskan kemiskinan. | |
30.    enes
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
bersedih hati;
  mengidap | 
merana krn sedih | 
| 
Analisis: 
Kata enes  mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata enes dalam bahasa Jawa Kuno
  hanya diartikan bersedih, sedangkan dalam bahasa Indonesia diartikan maerana
  yang berarti kesedihan yang sangat mendalam. | |
31.    gadung
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
ubi-ubian | 
tumbuhan melilit,
  umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu
  basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang; Dioscorea hispida | 
| 
Analisis: 
Kata gadung mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata gadung dalam bahasa Jawa
  Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
  tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau dimakan langsung, tetapi jika
  direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan hilang atau menjadi berkurang,
  yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida. | |
32.    galah
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
batang; seligi;
  tombak;lembing | 
tongkat yg panjang
  (dr bambu atau kayu dsb untuk menjolok buah-buahan, menolak perahu, menjemur
  pakaian, dsb) | 
| 
Analisis: 
Kata galah mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata galah dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti batang, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
  tongkat yg panjang. | |
33.    galeng
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Batas | 
pematang sawah | 
| 
Analisis: 
Kata galeng mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti batas, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi
  batas antara sawah yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan
  pematang sawah. | |
34.    ganti
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
ganti; wakil | 
sesuatu yg menjadi
  penukar yg tidak ada atau hilang | 
| 
Analisis: 
Kata ganti tidak
  mengalami pergeseran makna. Kata ganti dalam bahasa Jawa
  Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. | |
35.    gantung
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Gantung | 
sangkut; kait | 
| 
Analisis: 
Kata gantung mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti tersangkut di atas, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung
  dapat diartikan tersangkut dimanapun. | |
36.    henti
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
habis; henti; binasa | 
keadaan tanpa gerak;
  halangan; jeda | 
| 
Analisis: 
Kata ganti mengalami
  pergeseran makna total. Kata ganti dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia yaitu keadaan
  tanpa gerak. | |
37.    hilang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
hilang; kalah; mati;
  berhenti; binasa; hancur | 
tidak ada lagi;
  lenyap; tidak kelihatan | 
| 
Analisis: 
Kata henti tidak
  mengalami pergeseran. Kata henti dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa
  Indonesia mempunyai makna yang hampir sama. | |
38.    idem
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Padam | 
sama dng yg
  disebutkan di atas atau di muka | 
| 
Analisis: 
Kata idem mengalami
  pergeseran makna total karena antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno
  dan yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang
  cukup signifikan. | |
39.    imbang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Mengimbangi | 
setimbang;
  sebanding; sama (berat, derajat, ukuran, dsb) | 
| 
Analisis: 
Kata imbang tidak
  mengalami pergeseran. Kata imbang dalam bahasa Jawa Kuno dan
  bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama. | |
40.    inang
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Ibu | 
perempuan yg merawat
  (menyusui dsb) anak tuan-nya (spt anak raja atau anak pembesar) | 
| 
Analisis: 
Kata inang mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata inang dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi yaitu
  perempuan yg merawat anak tuannya. | |
41.    indik
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mendekati | 
mendekati dng
  berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui (mengagetkan) yg
  didekati; mengendap | 
| 
Analisis: 
Kata indik mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata indik dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
  lagi menjadi mendekati dng berjalan membungkuk atau merangkak supaya tidak
  diketahui yg didekati. | |
42.    iring
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mengiringkan;
  menyertai; mengikuti; mengantarkan | 
berjalan
  berturut-turut | 
| 
Analisis: 
Kata iring mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata iring dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti menyertai, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
  menjadi berjalan berturut-turut. | |
43.    irung
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
Hidung | 
mangkuk kecil untuk
  minum arak | 
| 
Analisis: 
Kata irung mengalami
  pergeseran makna total. Kata irung dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam bahasa Indonesia
  yaitu keadaan tanpa gerak. | |
44.    irus
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
sendok sayur | 
sendok besar yg
  cekung, terbuat dr tempurung kelapa dsb untuk menyendok sayur dsb dr kuali
  (belanga, periuk, panci) | 
| 
Analisis: 
Kata irus mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti sendok sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
  lagi menjadi sendok besar yang cekung, terbuat dari tempurung kelapa untuk
  menyendok sayur dari kuali. | |
45.    jambak
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
direnggut
  (rambutnya) | 
Merenggut rambut | 
| 
Analisis: 
Kata jambak tidak
  mengalami perubahan makna. Kata jambak dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama. | |
46.    jambu
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
pohon dan buahnya | 
buah jambu, banyak
  airnya, bentuknya menyerupai genta dan lebar di bawah, macam dan jenisnya
  banyak | 
| 
Analisis: 
Kata jambu mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata jambu dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan
  lagi menjadi buahnya saja. | |
47.    jampi
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
digunakan untuk
  mengobati | 
kata-kata atau
  kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib (untuk
  mengobati penyakit dsb); mantra | 
| 
Analisis: 
Kata jampi mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata jampi dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti semua hal yang dapat digunakan untuk mengobati, sedangkan dalam
  bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi yaitu kata-kata atau
  kalimat yg dibaca atau diucapkan, dapat mendatangkan daya gaib untuk
  mengobati penyakit. | |
48.    jaya
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
menang; kemenangan | 
selalu berhasil;
  sukses; hebat | 
| 
Analisis: 
Kata jaya mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata jaya dalam bahasa bahasa
  Indonesia memliki arti yang lebih luas, yaitu berhasil di segala bidang,
  sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno berarti menang, berhasil dalam suatu
  pertandingan, perlombaan atau kejuaraan saja. | |
49.    kirim
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mengirim sesuatu
  sebagai hadiah | 
menyampaikan barang
  dari satu tempat ke tempat yang lain | 
| 
Analisis: 
Kata kirim mengalami
  pergeseran makna meluas. Kata kirim dalam bahasa Jawa Kuno
  hanya berarti mengirim sesuatu sebagai hadiah, jika dibandingkan dalam bahasa
  Indonesia kata kirim dapat diartikan menyampaikan
  barang dari satu tempat ke tempat yang lain meskipun itu bukan hadiah. | |
50.    kutub
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mengepul seperti
  awan | 
pangkal poros bumi | 
| 
Analisis: 
Kata kutub mengalami
  pergeseran makna total. Kata kutub yang dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti mengepul seperti awan, mempunyai arti yang jauh berbeda
  dalam bahasa Indonesia, yaitu pangkal poros bumi. Meskipun berbeda arti,
  keduanya memiliki keterkaitan yaitu sama-sama dalam keadaan yang seperti
  tertutup kabut. | |
51.    laksana
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
tanda, ciri,
  petanda, syarat, lambang | 
sifat, tanda; laku,
  tanda yang baik | 
| 
Analisis: 
Kata laksana mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata laksana dalam bahasa Jawa
  Kuno diartikan sebagai tanda, ciri, petanda, syarat, lambang,
  sedangkan  dalam bahasa Indonesia kata laksana tidak
  diartikan semua tanda, namun hanya tanda yang baik saja. | |
52.    layu
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
lemah, merana, kurus
  kering | 
lisut; tidak segar
  lagi,; bunga, daun dan sebagainya; pucat tidak bergaya lagi | 
| 
Analisis: 
Kata layu mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata layu dalam bahasa Jawa Kuno
  hanya berarti lemah, merana, kurus kering, sedangkan  dalam bahasa
  Indonesia kata layu diartikan sebagai
  keadaan lemah, merana, kurus kering pada tanaman. | |
53.    lembur
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
kerja sampai malam | 
kerja malam,
  pekerjaan yangdilakukan di luar jam kerja | 
| 
Analisis: 
Kata lembur tidak
  mengalami perubahan makna. Kata lembur dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir sama. | |
54.    mentah
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mentah, tidak
  dimasak, tidak diolah | 
belum masak
  buah-buahan, belum matang penganan dan sebagainya; belum direbus, diolah,
  dmasak, dan sebagainya | 
| 
Analisis: 
Kata mentah tidak
  mengalami perubahan makna. Kata mentah dalam bahasa Jawa
  Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama. | |
55.    prasasti
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
dekrit, proklamasi,
  maklumat, pengumuman, pemerintah, inskripsi | 
piagam (yang
  tertulis pada batu, tembaga, dsb.) | 
| 
Analisis: 
Kata prasasti mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata prasasti dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti lebih luas jika dibandingkan dalam bahasa Indonesia yang hanya
  diartikan sebagai piagam yang tertulis pada batu atau tembaga. | |
56.    sabda
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
bunyi, suara, nada,
  kata, bahasa kata yang benar, ungkapan yang benar | 
kata; perkataan
  (bagi Tuhan, nabi, raja, dsb.) | 
| 
Analisis: 
Kata sabda mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata sabda dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti semua perkataan yang benar, sedangkan dalam bahasa Indonesia
  lebih dispesifikkan lagi menjadi perkataan Tuhan, nabi, atau raja. | |
57.    sabet
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
mencambuk, menampar | 
memukul dengan tali
  atau benda lain yang panjang kecil | 
| 
Analisis: 
Kata sabet mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata sabet dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi
  menjadi memukul dengan tali atau benda lain yang panjang kecil. | |
58.    sampir
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
syal; selendang | 
bagian sarung keris
  sebelah atas | 
| 
Analisis: 
Kata sampir mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata sampir dalam bahasa Jawa
  Kuno berarti selendang yang bisa digunakan untuk menutup apapun, sedangkan
  dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi
  sarung keris, menutup keris sebelah atas. | |
59.    sana
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
tempat kediaman | 
penunjuk tempat yang
  jauh (dianggap jauh dari pembicaraan) | 
| 
Analisis: 
Kata sana mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno
  berarti semua tempat kediaman, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan
  sebagai penunjuk tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan). | |
60.    sapih
| 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
| 
pembubaran, dipisah,
  diakhiri | 
menyarak
  (menghentikan anak menyusu ibu) | 
| 
Analisis: 
Kata sapih mengalami
  pergeseran makna menyempit. Kata sapih dalam bahasa Jawa
  Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua hal, sedangkan dalam bahasa
  Indonesia kata sapih diartikan sebagai menyarak, atau
  menghentikan anak menyusu ibu. | |
Komentar
Posting Komentar