SUPERVISI AKADEMIK DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
MAKALAH
SUPERVISI
AKADEMIK DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Magament Sekolah Rombel 35
Disusun
oleh :
Kelompok 7 :
Sinta Intani
Fitriana (4201411010)
Savira Nugraheni (4201411053)
Subuh Amalludin (4101411031)
Septiana Christi
M (4301411082)
Sefila Osie
Arzani (2101411034)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Supervisi
akademik merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui
fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya
yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan
termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama dalam proses pembelajaran dan
bukan mencari kesalahan guru.
Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah, dinyatakan bahwa salah satu kompetensi Kepala Sekolah
adalah memiliki kompetensi supervisi, yaitu:
1. Merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Adapun
indikator-indikator dari supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah
terhadap guru menurut Suharsimi Arikunto
(1990) adalah sebagai berikut :
1. Tujuan supervise.
2. Hubungan guru dengan superviso.
3. Bimbingan perencanan mengajar.
4. Prosedur pelaksanaan supervise.
5. Bantuan dalam memecahkan masalah.
6. Hasil dan tindak lanjut supervise.
Guru yang
mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi akademik, maka guru akan
mengajar dengan baik, karena supervisi itu berarti pembinaan kepada guru ke
arah perbaikan dalam mengajar. Begitu sebaliknya jika saran dan advis dari
supervisor (pengawas) dari kepala sekolah diabaikan oleh guru maka bisa
berdampak pada kegiatan mengajarnya kurang baik.
Kegiatan
supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah akan berpengaruh secara
psikologis terhadap peningkatan mutu mengajar guru apabila guru menerima
supervisi tersebut sebagai masukan dan motivasi untuk meningkatkan mutu
mengajarnya sehingga ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat
membuat produktivitas kerja guru menjadi meningkat. Tetapi jika guru tidak
menerima supervisi akademik sebagai suatu hal yang dapat mengakibatkan
peningkatan mutu mengajar dan motivasi atau dijadikan beban maka ia akan
bekerja karena terpaksa dan kurang bergairah yang ditunjukkan oleh sikap-sikap
yang negative sehingga mengakibatkan pruduktivitas kerja guru menjadi menurun. Selain
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepalas sekolah hal lain yang dapat
mempengaruhi mutu mengajar guru adalah budaya sekolah.
Budaya
sekolah yang kerap disebut dengan iklim kerja menggambarkan suasana dan
hubungan kerja antara sesama guru, antara guru dengan kepala sekolah, antara
guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta antara dinas di lingkungannya
merupakan wujud dari lingkungan kerja yang kondusif.
B.
Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini
yaitu:
1. Menjelaskan hakikat supervise.
2. Menyebutkan tujuan supervise
akademik.
3. Menjelaskan fungsi supervise dalam
manajemen berbasis sekolah.
4. Menjelaskan teknik supervise
akademik yang cocok untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Menyebutkan prinsip-prinsip
supervise dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Hakekat
supervisi
Definisi hakekat
supervisi menurut para ahli :
a.
P. Adam dan Frank G.
Dickey
Supervisi adalah
program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran.
Tujuan utama dari
program supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar dan mengajar. Program
ini hanya akan berhasil jika supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja
yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain (guru dan tenaga kependidikan
lainnya).
b.
Dalam Carter Good’s
Dictionary of Education, Supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam
memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan
jabatan-jabatan guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pelajaran
c.
Pidarta mengutip
pendapat Jones, Supervisi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh
proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan
efektivitas kinerja personalia sekolahyang berhubungan dengan tugas-tugas utama
pendidikan. Dalam hal ini supervisi dipandang sebagai subsistem dari sistem
administrasi sekolah. Dimana sebagai sub sistem, supervisi tidak terlepas dari
sistem administrasi dalam arti luas yang meliputi pengelolaan sarana,
prasarana, dana, tenaga, lingkungan, dan lain-lain. Namun titik berat supervisi
adalah perbaikan dan pengembangan kinerja profesional guru. Dari perbaikan dan
pengembangan diharapkan usaha pembimbingan pengajaran, dan pelatihan peserta
didik juga dapat berkembang, serta secara langsung dapat meningkatkan
efektivitas akademik, upervisi pengajaran.
Sasaran
supervisi bukan hanya pada aspek proses pembelajaran melainkan juga
faktor-faktor yang mendukung proses pembelajaran seperti buku, alat peraga,
alat pelajaran, lingkungan fisik,
suasana pembelajaran, dan sebagainya. Sutisna mendeskripsikan supervisi
merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Peran supervisor adalah mendukung,
membantu ; bukan menyuruh, bukan mencela, dan bukan memarahi. Wiles
mengungkapkan, supervisi yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di
dalam.
Supervisi
merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara
individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing
pertumbuhan tiap murid secara kontinyu sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi
dalam masyarakat demokrasi modern. Hal ini berarti supervisi bukanlah kegiatan
sesaat seperti inspeksi tetapi merupakan kegiatan yang kontinyu dan
berkesinambungan sehingga guru-guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas
dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara efektif
dan efisien. (Sahertian, 1990)
Definisi
tersebut secara implisit menyodorkan konsep baru, wawasan baru, pendekatan baru
tentang supervisi yang menekankan pada peranan supervisi sebagai bantuan, pelayanan
serta fasilitas (pemberi kemudahan) kepada guru dan personil pendidikan lain
untuk meningkatkan kemapuan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas
proses belajar-mengajar di sekolah.
Pada
hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu pembinaan yang
kontinyu, pengembangan profesional personil, perbaikan situasi belajar
mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan
pribadi peserta didik. Dengan kata lain dalam supervisi ada proses pelayanan
untuk membantu atau membimbing guru-guru guna perbaikan atau peningkatan
kemampuan profesional guru. Perbaikan dan peningkatan kemampuan tersebut
kemudian ditransfer ke dalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi
belajar mengajar yang lebih menyenangkan, lebih mendorong kreativitas lebih
mendorong anak bereksplorasi, bereksperimentasi, melakukan aktifitas positif,
yang dapat meningkatkan output
2.
Tujuan Supervisi
Tujuan
utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva,
1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan
umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru
dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya,
dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
Secara
operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan,yaitu
a.
Meningkatkan mutu
kinerja guru
·
Membantu
guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai
tujuan tersebut
·
Membantu
guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya.
·
Membentuk
moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan
lainnya.
·
Meningkatkan
kualitas pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar
siswa.
·
Meningkatkan
kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat
pengajaran.
·
Menyediakan
sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam
pengajaran.
·
Sebagai
salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum
sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik.
c. Meningkatkan keefektifan dan
keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan
sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.
e. Meningkatkan kualitas situasi umum
sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang
akan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
3. Fungsi Supervisi
Supervisor
akan berfungsi, bila supervisor dipandang sebagai bagian atau oragan dari
organisasi sekolah. Dan bila dipandang sebagai sesuatu yang ingin dicapai
supervisi, maka hal itu merupakan tujuan dari supervisi. Maka fungsi dan tujuan
supervisi sangat berhubungan dengan erat, dan keduanya menyangkut hal yang
sama. Hal ini dibedakan agar informasi yang diberikan nanti menjadi lebih
lengkap.
Fungsi supervisi dapat dibedakan
menjadi dua bagian besar antara lain:
a. Fungsi utama ialah membantu sekolah
yang sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu
membantu mengembangkan potensi individu peserta didik.
b. Fungsi tambahan ialah membantu
sekolah dalam membina para guru dan staf personalia agar ingin bekerja dan
mengajar dengan baik dan dalam mengadakan kontak dengan masyarakat dalam rangka
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta mempelopori kemajuan
masyarakat sekitar.
Secara
umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini berbagai
pendapat para tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
·
Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk
memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan
(Sahertian, 1981).
·
Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi
memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara
sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki (Sahertian, 1981).
·
W.H. Burton dan Leo J. Bruckner (1955:3)
menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik
(Sahertian, 1981).
·
Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi
ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak (Sahertian, 1981).
Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan
perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan
masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif
baru dalam bidang ilmu penegetahuan. Semakin jauh pembahasan tentang supervisi
makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu
sendiri, melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H.
Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan
pertumbuhan guru-guru.
Dalam suatu analisis fungsi supervisi yang diberikan
oleh Swearingen
dalam bukunya Supervision of instruction – Foundation and Dimension (1961),
terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1.
Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah
untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha
sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
§
Usaha tiap guru.
§
Usaha-usaha sekolah.
§
Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2.
Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka
memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3.
Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada
anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin
bertambah pengalaman dalam halmengajarnya.
4.
Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik
bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5.
Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya,
memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara
mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6.
Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang
memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid
untuk mencapaitujuanpendidikan.
7.
Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota
Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan
membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
belajar.
8.
Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap
individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu,
memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
4.
Teknik-Teknik Supervisi
Teknik supervisi
Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai
tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai
supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik
dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam
membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara
tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi (Sagala 2010 : 210).
Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut :
a. Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86).
Teknik Supervisi yang bersifat
kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227)
1. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan orientasi adalah pertemuan
anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan
menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat
Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor
diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal
sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
·
Sistem
kerja yang berlaku di sekolah itu.
·
Proses
dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
·
Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
·
Sering
juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk
diskusi kelompok dan lokakarya.
·
Ada
juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau
berhubungan dengan sumber belajar.
·
Salah
satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini
adalah makan bersama.
·
Aspek
lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa
asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
2. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi
kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses
pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 :
71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
·
Menyatukan
pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan
tujuan pendidikan.
·
Memberikan
motivasi
kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta
dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
·
Menyatukan
pendapat tentang metode
kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
·
Membicarakan
sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
·
Menyampaikan
informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara
bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam suatu rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010
: 211), antara lain :
1. Tujuan – tujuan yang hendak dicapai
harus jelas dan konkrit.
2. Masalah – masalah yang akan menjadi
bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggap
penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Masalah pribadi yang menyangkut guru
di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4. Pengalaman – pengalaman baru yang
diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran
terhadap siswa.
5. Partisipasi guru pada pelaksanaan
rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6. Persoalan kondisi setempa, waktu,
dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.
3. Studi kelompok antar guru
Studi
kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru
yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah
menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi.
4. Diskusi
Diskusi
adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu
masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu
teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan
berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau
kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
5. Workshop
Workshop
adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang
sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok.
b.
Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik
Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216) adalah
teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi
guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik individual
dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
1. Teknik Kunjungan kelas.
Teknik
kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke
dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu
guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Teknik Observasi Kelas
Teknik
observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi
kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi
proses belajar mengajar.
3. Percakapan Pribadi
Percakapan
pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang
membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya.
4. Intervisitasi (mengunjungi sekolah
lain)
Teknik
ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama dan maju
dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai
seekolah tersebut maju.
5. Penyeleksi berbagai sumber materi
untuk mengajar.
Teknik pelaksanaan supervisi ini
berkaitan dengan aspek – aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan
pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian
terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
efektif.
6. Menilai diri sendiri
Guru dan
supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan
nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik.
c.
Diskusi Panel
Teknik ini
dilakukan dihadapan guru
oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah
yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan
pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru
dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu
masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam
memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
d.
Seminar
Seminar
adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk
mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan
dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini
dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana
mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi
anak – anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan
seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan
pendidikan dari salah seorang anggotanya.
e.
Simposium
Kegiatan
mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan.
Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari
aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru
sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan
pidato-pidato tersebut.
f.
Demonstrasi mengajar
Usaha
peningkatan belajar
mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru
dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
g.
Buletin supervisi
Suatu
media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan
yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan
sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru
untuk menjadi lebih baik.
Kelemahan
Dan Kelebihan Teknik – Teknik Dalam Pelaksanaan Supervisi:
1. Kelemahan Teknik – Teknik Dalam
Pelaksanaan Supervisi
·
Perlu
biaya yang banyak, waktu yang tepat, sekolah jadi kurang efektif.
·
Perlu
penyediaan waktu yang tepat
·
Tidak
mencerminkan keadaan sehari-hari
·
Kurang
demokratis
·
Mengganggu
kelas lain dalam KBM, kelas sendiri ditinggalkan
·
Agak
sulit menentukan dan cukup menyita waktu
·
Agak
sulit menemukan waktu
·
Guru
merasa canggung dan kurang bebas
2. Kelebihan Teknik – Teknik Dalam
Pelaksanaan Supervisi
·
Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan
·
Bantuan
diberikan kepada seluruh guru
dalam satu kali pertemuan, pertukaran pikiran secara umum
·
Hal-hal
yang baik dapat dijadikan contoh, hal yang kurang dapat didiskusikan
·
Dapat
memberikan bimbingan aktual
·
Guru
dapat menunjukan hasil usahanya
·
Dapat
melayani kebutuhan khusus setempat
·
Dapat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk
perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan.
5.
Prinsip-Prinsip
Supervisi
Berdasarkan penjelasan mengenai hakekat, tujuan,
fungsi dan teknik supervisi diatas, agar supaya supervisi dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien tentunya supervisi mempunyai prinsip-prinsip dalam
pelaksanaanya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Praktis,
artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
2. Fungsional,
artinya supervisi dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
manajemen pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.
3. Relevansi,
artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang
berlaku.
4. Ilmiah,
artinya supervisi perlu dilaksanakan secara :
§ Sistematis,
artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran.
§ Terpadu,
artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
§ Berkesinambungan
(supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala
sekolah).
§ Objektif,
artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
§ Bebas
dari prasangka
§ Menggunakan
prosedur dan instrumen yang sahih dan terandalkan (valid dan reliable).
§ Didasarkan
pada pendekatan sisitem.
5.
Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
6.
Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah
yang mungkin akan terjadi.
7.
Konstruktif dan kreatif, artinya mengembangkan
kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. Supervisi
yang dilaksanakan atas prinsip ini akan mendorong kepada bawahan yang dibimbing
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya secara kreatif,
berusaha meningkatkan prestasi kerjanya. Meskipun supervisi bersifat mengawasi
pelaksanaan program pendidikan dan penalaran, tidak berarti supervisor
mementingkan usaha mencari-cari kesalahan orang lain, seperti yang dilakukan
supervisor zaman penjajahan yang bersifat otoriter.
8.
Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara
supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran. Hasil karya manusia akan
dicapai seoptimal mungkin apabila terjalin kerjasama yang baik, antara
manusia-manusia yang terlibat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama, khususnya disini, untuk peningkatan mutu tenaga kependidikan yang
profesional.
9.
Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah,
asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
10. Demokratis,
artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru.
Hikmah masyarakat akan dicapai bila semua peserta yang terlibat dalam proses
supervisi itu memiliki jiwa dan semangat kekeluargaan, sehingga sanggup
menerima dan menghormati pendapat orang lain.
11. Aktif,
artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
12. Humanis,
artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur,
ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
13. Komprehensif,
artinya memenuhi tujuan dari supervisi akademik.
6. Tenaga Supervisi
Tenaga-tenaga yang berperan dalam melakukan supervisi yaitu
sebagai berikut :
1. Kepala
sekolah terhadap guru-guru.
2. Penilik
TK, SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD, dan SLB dan kebudayaan.
3. Kepala
seksi TK, SD, SLB (Tingkat Kabupaten/Kodya) terhadap penilik TK, SD, SLB /
kepala sekolah dan kebudayaan.
4. Kepala
Bidang Pendidikan Dasar /Pendidikan Guru terhadap Kepala seksi TK, SD, SLB /
Penilik berdasarkan struktur mekanisme yang berlaku.
5. Kepala
Bidang Pendidikan Menengah Umum terhadap kepala sekolan SMP, SMA.
Demonstrasi
mengajar dilakukan oleh guru yang dinilai memiliki keunggulan dalam proses
pembelajaran baik karena pengalaman atau karena baru saja mengikuti pelatihan,
seminar, lokakarya dan sejenisnya. Dalam demonstrasi mengajar ini guru akan
melakukan pengamatan dengan cermat terhadap proses pembelajaran yang
didemonstrasikan, selanjutnya diadakan analisis oleh para guru terhadap yang
diamati dalam demonstrasi untuk memperbaiki proses pembelajaran oleh
masing-masing guru.
BAB
III
DAFTAR
PUSTAKA
Sahertian, Piet A.2000.Supervisi
Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.
________.2012.fungsi
supervisi pendidikan.http://weblogask.blogspot.com/2012/07/fungsi- supervisi-pendidikan.html#ixzz26oJbo7ew.(
Diakses pada 18 September 2012/16:06)
________.2010.tugas dan fungsi supervisi pendidikan.http://biologipedia.blogspot.com/
2010/05/tugas-dan-fungsi-supervisi-pendidikan.html.( Diakses pada 18 September 2012/16:07)
Komentar
Posting Komentar