KATA SERAPAN
No.
|
Sansekerta
|
Jawa Kuna
|
Indonesia
|
Analisis
|
1.
|
adi
|
adi
|
adi-
|
Kata adi diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna permulaan; awal; pertama; unggul; hebat sekali. Pada bahasa Jawa
Kuna tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa Indonesia bermakna
unggul. Namun dalam bahasa Indonesia kata adi tidak dapat berdiri sendiri dan
harus bersatu dengan kata lain. Contoh : adidaya
|
2.
|
adhika
|
dhika
|
adika
|
Kata adhika diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna jauh melebihi yang lain; superior; unggul. Dalam bahasa Jawa Kuna
tidak mengalami perubahan. Dalam bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna
yaitu dari superior; unggul, menjadi lebih baik, dan digunakan sebagai gelar
untuk orang besar.
|
3.
|
āgama
|
āgama
|
agama
|
Kata agama diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna doktrin atau aturan tradisional yang suci. Dalam bahasa Jawa Kuna
bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Sedangkan dalam bahasa Indonesia
bermakna ajaran, sistem
yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia
serta lingkungannya. Tidak terjadi perubahan makna.
|
4.
|
aksara
|
aksara
|
aksara
|
Kata aksara berasal dari bahasa Sansekerta yang
bermakna huruf; suku kata; suku kata suci; ilmu kesusastraan. Dalam bahasa
Jawa Kuna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia bermakna sistem tanda grafis yg digunakan
manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; jenis sistem
tanda grafis tertentu. Contoh : aksara
Pallawa, aksara Inka
|
5.
|
alpa
|
alpa
|
alpa
|
Kata alpa diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna remeh temeh (meremehkan); kurang baik. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak
mengalami perubahan. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna melalaikan; kurang
mengindahkan. Berarti tidak ada perubahan.
|
6.
|
aneka
|
aneka
|
aneka
|
Kata aneka diserap dari bahasa Sanseketa yang
bermakna berbeda; bermacam-macam; berjenis-jenis. Dalam bahasa Jawa Kuna
bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia bermakna banyak (macamnya, ragamnya);
berbagai; berjenis-jenis. Tidak ada perubahan makna dan bentuk.
|
7.
|
antara
|
antara
|
antara
|
Kata antara diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna lain; berbeda. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak berubah. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia bermakna jarak (ruang, jauh) di sela-sela dua benda. Terdapat
penyempitan. Karena pada bahasa Sansekerta dan Bahasa Jawa Kuna maknanya
adalah berbeda, sedangkan dalam bahasa Indonesia maknanya adalah jarak.
Karena pada makna berbeda yaitu keseluruhan berubah. Sedangkan pada makna
jarak, hanya sebegian yang berubah.
|
8.
|
anugraha
|
anugraha
|
anugerah
|
Kata anugerah diserap dari bahasa Sansekerta yang
bermakna kebaikan hati; pemberian. Sama dengan dalam makna bahasa Jawa Kuna.
Dalam bahasa Indonesia bermakna pemberian atau ganjaran dr pihak atas (orang besar dsb) kpd
pihak bawah (orang rendah dsb); karunia (dr Tuhan). Tetapi berubah bentuk
dari anugraha menjadi anugerah.
|
9.
|
arca
|
arca
|
arca
|
Kata arca diserap dari bahasa
Sansekerta yang bermakna pujaan; patung-patungan. Dalam bahasa Jawa kuna
maknanya sama. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna patung yg terutama dibuat dr batu yg dipahat
menyerupai bentuk orang atau binatang. Terdapat menyempitan makna atau fungsi
dari kata arca. Yaitu y ang sebelumnya dijadikan sebagai alat pemujaan
menjadi patung saja atau hiasan biasa.
|
10.
|
ārya
|
ārya
|
arya
|
Kata arya berasal dari bahasa
Sansekerta yang bermakna orang-orang yang berasal dari India Utara. Dalam
bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia bermakna sama dengan bahasa Sansekerta.
Jadi tidak terdapat perubahan makna dan bentuk.
|
11.
|
apriya
|
apriya
|
pria
|
Kata pria diserap dari bahasa
Sansekerta yaitu apriya yang berarti lelaki dewasa. Dalam bahasa Jawa Kuna
dan bahasa Indonesia tidak terdapat perubahan makna. Namun dalam bahasa
Indonesia terdapat perubahan bentuk, dari apriya menjadi pria.
|
12.
|
artha
|
artha
|
arta
|
Kata arta diserap dari bahasa
Sansekerta yang bermakna keuntunga; harta benda; uang; kekayaan. Dalam bahasa
Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti, namun
mengalami perubahan bentuk, dari artha menjadi arta.
|
13.
|
āśā
|
āśā
|
asa
|
Kata asa diserap dari bahasa
Sansekerta yang berarti kehendak, keinginan, hasrat, harapan. Dalam bahasa
Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti tetapi pada
bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk, dari āśā menjadi asa.
|
14.
|
āsana
|
āsana
|
asana
|
Kata asana diserap dari
bahasa Sansekerta yang bermakna tempat duduk; sikap duduk. Dalam bahasa Jawa
Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perbahan arti, hanya saja pada
bahasa Indonesia diperjelas dengan makna sikap kaki yg berbeda-beda menurut dewa yg
diwujudkan; tempat duduk. Pada
bahasa Indonesia juga terjadi perubahan bentuk, dari āsana menjadi asana.
|
15.
|
bhaġya
|
bhaġya
|
bahagia
|
Bahagia diserap dari bahasa
Sansekerta yang bermakna beruntung; selamat. Dalam bahasa Jawa Kuna dan
bahasa Indonesia mengalami pergeseran menyempit yaitu menjadi keadaan atau perasaan senang dan
tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan) dan perubahan bentuk dari bhaġya menjadi bahagia.
|
16.
|
bāhu
|
bāhu
|
bahu
|
Kata bahu diserap dari bahasa
Sansekerta yang bermakna lengan. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak mengalami
pergeseran makna, tetapi pada bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna
dari lengan menjadi lebih spesifik, yaitu
pundak (antara leher dan pangkal lengan). Serta
mengalami perubahan bentuk dari bāhu menjadi bahu.
|
17.
|
bhakti
|
bhakti
|
bakti
|
Kata bakti diserap dari
bahasa Sansekerta yang bermakna pengikatan diri; pernyataan rasa hormat.
Dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna.
Namun mengalami perubahan bentuk yaitu dari bhakti menjadi bakti.
|
18.
|
bala
|
bala
|
bala
|
Kata bala berasal dari bahasa
Sansekerta yang bermakna kekuatan; kekuasaan; pasukan; tentara. Dalam bahasa
Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami pergeseran makna dan tidak
mengalami perubahan bentuk kata.
|
19.
|
wisa
|
bisa
|
bisa
|
Kata bisa berasal dari bahasa
Sansekerta yang bermakna racun. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
tidak terdapat perubahan makna dan bentuk kata.
|
20.
|
brata
|
brata
|
brata
|
Kata brata berasal dari
bahasa Sansekerta yang bermakna adat-istiadat; cara hidup suci. Dalam bahasa
jawa kuna sama dengan dalam bahasa sansekerta. Namun dalam bahasa indonesia
terjadi pergeseran makna meluas, yaitu dari makna cara hidup suci kemudian menjadi
tindakan pengendalian diri.
|
21.
|
buddhi
|
buddhi
|
budi
|
Kata budi berasal dri bahasa
sansekerta yang bermakna akal; hati; watak; tabiat. Dalam bahasa jawa kuna
dan bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna, namun terjadi perubahan
bentuk kata dari buddhi menjadi budi.
|
22.
|
bhūmi
|
bhūmi
|
bumi
|
Kata bumi berasal dari bahasa
sansekerta yang bermakna tanah; daratan; negeri. Dalam bahasa jawa kuna tidak
terjadi pergeseran makna dan bentuk kata, namundalam bahasa indonesia terjadi
pergeseran makna menyempit, yaitu yang awalnya bermakna tanah; daratan, menjadi planet
tempat manusia hidup; dunia; jagat. Dan mengalami perubahan bentuk kata, dari
bhūmi menjadi bumi.
|
23.
|
cakra
|
cakra
|
cakra
|
Kata cakra berasal dari
bahasa sansekerta yang bermakna roda; cakram atau senjata bundar dan tajam.
Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia tidak terjadi pergeseran makna
dan perubahan bentuk kata.
|
24.
|
durjana
|
durjana
|
durjana
|
Kata durjana diserap dari bhs
sansekrta yang bermakna penjahat. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
tidak terjadi perubahan apapun.
|
25.
|
dūta
|
dūta
|
duta
|
Kata duta diserap dari bahasa
sansekerta yang bermakna utusan. Hanya terdapat perubahan bentuk kata pada
bahasa jawa kuna ke indonesia.
|
26.
|
dāsa
|
dāsa
|
dasa
|
Kata dasa diserap dari bahasa
sansekerta yang bermakna sepuluh. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
tidak terdapat perubahan apapun.
|
27.
|
desá
|
desá
|
desa
|
Kata desa berasal dari bahasa
sansekerta yang bermakna daerah, wilayah atau tempat. Dalam bahasa jawa kuna
tidak terjadi perubahan makna dan bentuk kata. Namun dalam bahasa indonesia
terdapat perbedaan bentuk kata dan mengalami perluasan makna dari yang hanya
bermakna wilayah, menjadi kesatuan wilayah yg dihuni oleh sejumlah keluarga yg mempunyai
sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa)
|
28.
|
dewa
|
ddewa
|
dewa
|
Kata dewa berasal dari bahasa
sansekrta yang bermakna raja, pangeran. Dalam bahasa jawa kuna tidak terdapat
perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia terdapat pergeseran makna meluas
menjadi roh yg dianggap
atau dipercayai sbg manusia halus yg berkuasa atas alam dan manusia: orang
atau sesuatu yg sangat dipuja.
|
29.
|
dīrghāyuh
|
dīrghāyuh
|
dirgahayu
|
Kata dirgahayu diserap dari
bahasa sansekerta yang bermakna berusia panjang. Dalam bahasa jawa kuna tidak
terdapat perubahan apapun. Sedangkan dalam bahasa indonesia terdapat
perubahan bentuk kata dari dīrghāyuh
menjadi dirgahayu, dan mengalami pergeseran makna menyemput dari berusia panjang menjadi berumur panjang
(biasanya ditujukan kpd negara atau organisasi yg sedang memperingati hari
jadinya)
|
30.
|
eka
|
eka
|
eka
|
Kata eka diserap dari bahasa
sansekerta yang bermakna satu, bersama-sama. Dalam bahasa jawa kuna dan
bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna dan perubahan bentuk kata.
|
31.
|
Jagat
|
Jagat
|
Jagat
|
acaryiii kata jagat
diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna dunia. Pada bahasa Jawa Kuno
tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa Indonesia juga tidak
mengalami perubahan makna.
|
32.
|
|
Jajan
|
Jajan
|
Kata jajan diserap dari bahasa Jawa Kuno yang berarti
jenis ikan yang khas. Pada bahasa Indonesia kata jajan berarti kue, panganan;
-- pasar penganan buah-buahan dsb
yang dibeli dari pasar untuk pelengkap sesaji. Kata jajan mengalami perluasan
makna, dari yang hanya berarti jenis ikan yang khas menjadi segala jenis
makanan khususnya yang dibeli dipasar.
|
33.
|
Jambu
|
Jambu
|
Jambu
|
Kata Jambu diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
Pohon jambu (Eugenia Jambolana dan jenis-jenis yang lain) dan buahnya. Dalam
bahasa Indonesia kata jambu tidak mengalami perubahan apapun.
|
34.
|
Jati
|
Jati
|
Jati
|
Kata Jati diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
kelahiran, bentuk eksistensi yang ditentukan oleh kelahiran; derajat, kasta,
keluarga, bangsa; status sejati atau asli dari sesuatu). Dalam bahasa Jawa
Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia juga kata Jati
tidak mengalami perubahan apapun.
|
35.
|
Jaya
|
Jaya
|
Jaya
|
Kata Jaya diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
penaklukan kemenangan, jaya; seruan “kemenangan!”; menang. Dalam bahasa Jawa
Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia kata jaya
berarti hebat (selalu berhasil); sukses. Jadi kata Jaya tidak mengalami perubahan
apa pun.
|
36.
|
Jiwa
|
Jiwa
|
Jiwa
|
Kata Jiwa diserap dari bahasa Sansekerta bermakna hidup,
eksistensi; prinsip hidup, jiwa individu. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak
mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia bermakna roh manusia (yang
ada di dalam tubuh dan menyebabkan hidup); nyawa. Jadi dalam bahasa Indonesia
kata Jiwa tidak mengalami pergeseran makna.
|
37.
|
Kāla
|
Kala
|
Kala
|
Kata kāla diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
waktu. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa
Indonesia tidak mengalami pergesaran makna tetapi terjadi perubahan bentuk
kata dari kāla menjadi kala.
|
38.
|
Kanigara
|
Kanigara
|
Kanigara
|
Kata kanigara diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
jenis pohon yang khas dengan bunga-bunga kuning. Dalam bahasa Jawa Kuno dan
bahasa Indonesia kata Kanigara tidak mengalami perubahan apapun baik
pergeseran makna maupun perubahan bentuk.
|
39.
|
karpasa
|
kapas
|
kapas
|
Kata kapas diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
pohon kapas, kapas. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia kata kapas
mengalami perubahan bentuk yaitu dari Karpasa bahasa Sansekerta menjadi
Kapas.
|
40.
|
Kirana
|
Kirana
|
Kirana
|
Kata kirana diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
sinar. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan
apapun.
|
41.
|
laksana
|
laksana
|
laksana
|
Kata laksana diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
tanda. Dalam bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Indonesia kata laksana tidak
mengalami perubahan apapun.
|
42.
|
laksmi
|
laksmi
|
laksmi
|
Kata laksmi diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
kecantikan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan apapun.
|
43.
|
mahādewi
|
mahādewi
|
mahadewi
|
Kata mahādewi diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
isteri raja. Dalam bahasa jawa kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam
bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari mahādewi menjadi mahadewi.
|
44.
|
maja
|
maja
|
maja
|
Kata maja diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
pohon maja dan buahnya. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia kata maja
tidak mengalami perubahan apapun.
|
45.
|
maṇḍala
|
maṇḍala
|
mandala
|
Kata mandala diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
barang sesuatu yang bulat. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan
apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari maṇḍala
menjadi mandala.
|
46.
|
mantra
|
mantra
|
mantra
|
Kata mantra diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
teks suci, do’a. Dalam bahasa jawa kuno tidak mengalami perubahan apapun.
Dalam bahasa Indonesia juga tidak mengalami perubahan apapun.
|
47.
|
mārga
|
mārga
|
marga
|
Kata mārga diserap dari bahasa Sansekerta bermakna jalan.
Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa
Indonesia mengalami perubahan bentuk dari mārga menjadi marga.
|
48.
|
masa
|
masa
|
masa
|
Kata masa diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
bulan (baik untuk kalender bulan maupun kalender pertanian), musim. Dalam
bahasa Jawa Kuno tidak megalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia
mengalami perluasan makna yaitu tidak hanya bulan, musim saja melainkan
waktu, ketika, saat, zaman.
|
49.
|
maya
|
maya
|
maya
|
Kata maya diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
khayal, ketidak nyataan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak
mengalami perubahan apapun.
|
50.
|
megha
|
megha
|
mega
|
Kata megha diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
awan. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun, sedangkan
dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari megha menjadi mega.
|
51.
|
nāda
|
nāda
|
nada
|
Kata nāda diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
bunyi keras, deru, aum, raung, dsb; suara atau bunyi apa saja. Dalam bahasa
Jawa Kuno ridak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami
perubahan bentuk dari nāda menjadi nada.
|
52.
|
nāga
|
nāga
|
naga
|
Kata nāga diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
ular. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun, sedangkan
dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari nāga menjadi
naga.
|
53.
|
nila
|
nila
|
nila
|
Kata nila diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
berwarna gelap, khusus biru tua. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia
tidak mengalami perubahan apapun.
|
54.
|
|
pạṣti
|
pasti
|
Kata pạṣti diserap dari bahasa Jawa Kuno yang berarti
tertentu, nyata, jelas. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk
dari pạṣti menjadi pasti.
|
55.
|
pustaka
|
pustaka
|
pustaka
|
Kata pustaka diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
buku, kitab. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami
perubahan apapun.
|
56.
|
rāja
|
rāja
|
raja
|
Kata rāja berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang
berkuasa, pemimpin. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak ada perubahan apapun,
sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari rāja
menjadi raja.
|
57.
|
rana
|
rana
|
rana
|
Kata rana berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
peperangan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak megalami
perubahan apapun.
|
58.
|
rūpa
|
rūpa
|
rupa
|
Kata rūpa diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
perwujudan atau warna luar. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan
apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari rūpa
menjadi rupa.
|
TUGAS
BAHASA JAWA KUNA
No
|
Sansekerta
|
Bahasa Jawa Kuno
|
Bahasa Indonesia
|
Analisis
|
1
|
sebda
|
śabda
|
sabda
|
Kata sabda di
serap dari bahasa sansekerta dari sebda, mengalami perubahan bentuk, yang
artinya kata atau ucapan, dalam bahasa jawa kuno juga mengalami perubahan
bentuk yang bermakna ucapan, dan dalam bahasa Indonesia juga mengalami
perubahan bentuk yang berarti ucapan, kata ataupun berkata.
|
2
|
Sabet
|
sabet
|
Sabet
|
Kata sabet dalam
bahasa sansekerta mengalami
Kata sabet mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata sabet dalam bahasa Jawa Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa
Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi memukul dengan tali atau benda
lain yang panjang kecil.
|
3
|
Sampir
|
Sampir
|
Sampir
|
Kata sampir mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata sampir dalam bahasa Jawa Kuno berarti selendang yang bisa
digunakan untuk menutup apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih
dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi sarung keris, menutup keris
sebelah atas.
|
4
|
Sana
|
Sana
|
Sana
|
Kata sana mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua tempat kediaman,
sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan sebagai penunjuk
tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan).
|
5
|
Sapih
|
Sapih
|
Sapih
|
Kata sapih mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata sapih dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua
hal, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sapih diartikan sebagai
menyarak, atau menghentikan anak menyusu ibu.
|
6
|
Gadung
|
Gadung
|
Gadung
|
Kata gadung mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata gadung dalam bahasa Jawa Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia
lebih dispesifikkan lagi menjadi tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau
dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan
hilang atau menjadi berkurang, yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida.
|
7
|
Galah
|
Galah
|
Galah
|
Kata galah mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata galah dalam bahasa Jawa Kuno berarti batang, dalam bahasa
Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tongkat yg panjang.
|
8
|
Galeng
|
Galeng
|
Galeng
|
Kata galeng mengalami pergeseran
makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa Kuno berarti batas,
dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi batas antara sawah
yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan pematang sawah.
|
9
|
Ganti
|
Ganti
|
Ganti
|
Kata ganti tidak mengalami pergeseran makna. Kata ganti
dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa
Indonesia.
|
10
|
Gantung
|
Gantung
|
Gantung
|
Kata gantung mengalami pergeseran makna meluas.
Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno berarti tersangkut di atas,
sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung dapat diartikan tersangkut
dimanapun.
|
11
|
Henti
|
Henti
|
Henti
|
Kata ganti mengalami pergeseran makna total. Kata ganti
dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam
bahasa Indonesia yaitu keadaan
tanpa gerak.
|
12
|
Hilang
|
Hilang
|
Hilang
|
Kata henti tidak mengalami pergeseran. Kata henti
dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir
sama.
|
13
|
Idem
|
Idem
|
Idem
|
Kata idem mengalami pergeseran makna total karena
antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam
bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang cukup signifikan
|
14
|
Imbang
|
Imbang
|
Imbang
|
Kata imbang tidak mengalami pergeseran. Kata imbang
dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir
sama
|
15
|
Inang
|
Inang
|
Inang
|
Kata inang mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata inang dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia
lebih dispesifikkan lagi yaitu perempuan yg merawat anak tuannya
|
16
|
Indik
|
Indik
|
Indik
|
Kata indik mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata indik dalam bahasa Jawa Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam
bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi mendekati dng berjalan
membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui yg didekati.
|
17
|
Iring
|
Iring
|
Iring
|
Kata iring mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata iring dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyertai, dalam bahasa
Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi berjalan berturut-turut.
|
18
|
Irung
|
Irung
|
Irung
|
Kata irung mengalami pergeseran makna total. Kata irung
dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam
bahasa Indonesia yaitu keadaan
tanpa gerak.
|
19
|
Irus
|
Irus
|
Irus
|
Kata irus mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno berarti sendok sayur, sedangkan dalam
bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi sendok besar yang cekung,
terbuat dari tempurung kelapa untuk menyendok sayur dari kuali.
|
20
|
Jambak
|
Jambak
|
Jambak
|
Kata jambak tidak mengalami perubahan makna. Kata jambak
dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama
|
21
|
Jambu
|
Jambu
|
Jambu
|
Kata jambu mengalami pergeseran makna menyempit.
Kata jambu dalam bahasa Jawa Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam
bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi buahnya saja.
|
22
|
Wayang
|
Wayang
|
Wayang
|
wayang mengalami perluasan makna karena dalam bahasa jawa kuno,
wayang hanya dapat terbuat dari belulang tetapi ketika sudah diserap dalam
bahasa Indonesia, wayang dapat terbuat dari kulit, kayu yang dimanfaatkan
untuk pertunjukan drama tradisional.
|
23
|
Tangan
|
Tangan
|
Tangan
|
tangan mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa
Indonesia tangan terbatas dr siku sampai ke ujung jari atau dr pergelangan
sampai ujung jari dan dapat merupakan simbol kekuasaan, sedangkan dalam
bahasa jawa kuno hanya dejelaskan bahwa tangan merupakan anggota badan untuk
memegang
|
24
|
Suduk
|
Suduk
|
Suduk
|
suduk mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa
Kuno suduk dapat berarti tusuk, menikam, sedangkan dalam bahasa Indonesia
suduk hanya bermakna menikam
|
25
|
Sendhang
|
Sendhang
|
Sendhang
|
Sendhang mengalami perluasan makna karena dalam bahasa
Jawa Kuno sendhang hanya berfungsi sebaga sumber air sedangkan dalam bahasa
Indonesia sendhang juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas
seperti mandi dan mencuci.
|
26
|
Sengit
|
Sengit
|
Sengit
|
sengit mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa
Kuno sengit hanya berarti tidak menyenangkan sedangkan dalam bahasa Indonesia
sengit dapat berarti tajam, keras, dan sangat menyakiti hati.
|
27
|
Pentil
|
Pentil
|
Pentil
|
Pentil mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa
Kuno pentil hanya berarti buah yang masih kecil tetapi setelah diserap ke
dalam bahasa Indonesia, pentil meluas makna nya menjadi puting susu atau buah
yang masih muda
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar