KATA SERAPAN
| 
No. | 
Sansekerta | 
Jawa Kuna | 
Indonesia  | 
Analisis  | 
| 
1.     
    | 
adi  | 
adi  | 
adi-  | 
Kata adi diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna permulaan; awal; pertama; unggul; hebat sekali. Pada bahasa Jawa
  Kuna tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa Indonesia bermakna
  unggul. Namun dalam bahasa Indonesia kata adi tidak dapat berdiri sendiri dan
  harus bersatu dengan kata lain. Contoh : adidaya | 
| 
2.     
    | 
adhika | 
dhika | 
adika | 
Kata adhika diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna jauh melebihi yang lain; superior; unggul. Dalam bahasa Jawa Kuna
  tidak mengalami perubahan. Dalam bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna
  yaitu dari superior; unggul, menjadi lebih baik, dan digunakan sebagai gelar
  untuk orang besar. | 
| 
3.     
    | 
āgama | 
āgama | 
agama | 
Kata agama diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna doktrin atau aturan tradisional yang suci. Dalam bahasa Jawa Kuna
  bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Sedangkan dalam bahasa Indonesia
  bermakna ajaran, sistem
  yg mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kpd Tuhan Yang
  Mahakuasa serta tata kaidah yg berhubungan dng pergaulan manusia dan manusia
  serta lingkungannya. Tidak terjadi perubahan makna. | 
| 
4.     
    | 
aksara | 
aksara | 
aksara | 
Kata aksara berasal dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna huruf; suku kata; suku kata suci; ilmu kesusastraan. Dalam bahasa
  Jawa Kuna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia bermakna sistem tanda grafis yg digunakan
  manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; jenis sistem
  tanda grafis tertentu. Contoh :  aksara
  Pallawa, aksara Inka  | 
| 
5.     
    | 
alpa | 
alpa | 
alpa | 
Kata alpa diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna remeh temeh (meremehkan); kurang baik. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak
  mengalami perubahan. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna melalaikan; kurang
  mengindahkan. Berarti tidak ada perubahan. | 
| 
6.     
    | 
aneka | 
aneka | 
aneka | 
Kata aneka diserap dari bahasa Sanseketa yang
  bermakna berbeda; bermacam-macam; berjenis-jenis. Dalam bahasa Jawa Kuna
  bermakna sama dengan bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Indonesia bermakna banyak (macamnya, ragamnya);
  berbagai; berjenis-jenis. Tidak ada perubahan makna dan bentuk. | 
| 
7.     
    | 
antara | 
antara | 
antara | 
Kata antara diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna lain; berbeda. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak berubah. Sedangkan dalam
  bahasa Indonesia bermakna jarak (ruang, jauh) di sela-sela dua benda. Terdapat
  penyempitan. Karena pada bahasa Sansekerta dan Bahasa Jawa Kuna maknanya
  adalah berbeda, sedangkan dalam bahasa Indonesia maknanya adalah jarak.
  Karena pada makna berbeda yaitu keseluruhan berubah. Sedangkan pada makna
  jarak, hanya sebegian yang berubah. | 
| 
8.     
    | 
anugraha | 
anugraha | 
anugerah | 
Kata anugerah diserap dari bahasa Sansekerta yang
  bermakna kebaikan hati; pemberian. Sama dengan dalam makna bahasa Jawa Kuna.
  Dalam bahasa Indonesia bermakna pemberian atau ganjaran dr pihak atas (orang besar dsb) kpd
  pihak bawah (orang rendah dsb); karunia (dr Tuhan). Tetapi berubah bentuk
  dari anugraha menjadi anugerah. | 
| 
9.     
    | 
arca | 
arca | 
arca | 
Kata arca diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna pujaan; patung-patungan. Dalam bahasa Jawa kuna
  maknanya sama. Dan dalam bahasa Indonesia bermakna patung yg terutama dibuat dr batu yg dipahat
  menyerupai bentuk orang atau binatang. Terdapat menyempitan makna atau fungsi
  dari kata arca. Yaitu y ang sebelumnya dijadikan sebagai alat pemujaan
  menjadi patung saja atau hiasan biasa. | 
| 
10.    | 
ārya | 
ārya | 
arya | 
Kata arya berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna orang-orang yang berasal dari India Utara. Dalam
  bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia bermakna sama dengan bahasa Sansekerta.
  Jadi tidak terdapat perubahan makna dan bentuk. | 
| 
11.    | 
apriya | 
apriya | 
pria | 
Kata pria diserap dari bahasa
  Sansekerta yaitu apriya yang berarti lelaki dewasa. Dalam bahasa Jawa Kuna
  dan bahasa Indonesia tidak terdapat perubahan makna. Namun dalam bahasa
  Indonesia terdapat perubahan bentuk, dari apriya menjadi pria. | 
| 
12.    | 
artha | 
artha | 
arta | 
Kata arta diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna keuntunga; harta benda; uang; kekayaan. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti, namun
  mengalami perubahan bentuk, dari artha menjadi arta. | 
| 
13.    | 
āśā | 
āśā | 
asa | 
Kata asa diserap dari bahasa
  Sansekerta yang berarti kehendak, keinginan, hasrat, harapan. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan arti tetapi pada
  bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk, dari āśā menjadi asa. | 
| 
14.    | 
āsana | 
āsana | 
asana | 
Kata asana diserap dari
  bahasa Sansekerta yang bermakna tempat duduk; sikap duduk. Dalam bahasa Jawa
  Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perbahan arti, hanya saja pada
  bahasa Indonesia diperjelas dengan makna sikap kaki yg berbeda-beda menurut dewa yg
  diwujudkan; tempat duduk. Pada
  bahasa Indonesia juga terjadi perubahan bentuk, dari āsana menjadi asana. | 
| 
15.    | 
bhaġya | 
bhaġya | 
bahagia | 
Bahagia diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna beruntung; selamat. Dalam bahasa Jawa Kuna dan
  bahasa Indonesia mengalami pergeseran menyempit yaitu menjadi keadaan atau perasaan senang dan
  tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan) dan perubahan bentuk dari bhaġya menjadi bahagia. | 
| 
16.    | 
bāhu | 
bāhu | 
bahu | 
Kata bahu diserap dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna lengan. Dalam bahasa Jawa Kuna tidak mengalami
  pergeseran makna, tetapi pada bahasa Indonesia mengalami penyempitan makna
  dari lengan menjadi lebih spesifik, yaitu
  pundak (antara leher dan pangkal lengan). Serta
  mengalami perubahan bentuk dari bāhu menjadi bahu. | 
| 
17.    | 
bhakti | 
bhakti | 
bakti | 
Kata bakti diserap dari
  bahasa Sansekerta yang bermakna pengikatan diri; pernyataan rasa hormat.
  Dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna.
  Namun mengalami perubahan bentuk yaitu dari bhakti menjadi bakti. | 
| 
18.    | 
bala | 
bala | 
bala | 
Kata bala berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna kekuatan; kekuasaan; pasukan; tentara. Dalam bahasa
  Jawa Kuna dan bahasa Indonesia tidak mengalami pergeseran makna dan tidak
  mengalami perubahan bentuk kata. | 
| 
19.    | 
wisa | 
bisa | 
bisa | 
Kata bisa berasal dari bahasa
  Sansekerta yang bermakna racun. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terdapat perubahan makna dan bentuk kata. | 
| 
20.    | 
brata | 
brata | 
brata | 
Kata brata berasal dari
  bahasa Sansekerta yang bermakna adat-istiadat; cara hidup suci. Dalam bahasa
  jawa kuna sama dengan dalam bahasa sansekerta. Namun dalam bahasa indonesia
  terjadi pergeseran makna meluas, yaitu dari makna cara hidup suci kemudian menjadi
  tindakan pengendalian diri. | 
| 
21.    | 
buddhi | 
buddhi | 
budi | 
Kata budi berasal dri bahasa
  sansekerta yang bermakna akal; hati; watak; tabiat. Dalam bahasa jawa kuna
  dan bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna, namun terjadi perubahan
  bentuk kata dari buddhi menjadi budi. | 
| 
22.    | 
bhūmi | 
bhūmi | 
bumi | 
Kata bumi berasal dari bahasa
  sansekerta yang bermakna tanah; daratan; negeri. Dalam bahasa jawa kuna tidak
  terjadi pergeseran makna dan bentuk kata, namundalam bahasa indonesia terjadi
  pergeseran makna menyempit, yaitu yang awalnya bermakna tanah; daratan, menjadi planet
  tempat manusia hidup; dunia; jagat. Dan mengalami perubahan bentuk kata, dari
  bhūmi menjadi bumi. | 
| 
23.    | 
cakra | 
cakra | 
cakra | 
Kata cakra berasal dari
  bahasa sansekerta yang bermakna roda; cakram atau senjata bundar dan tajam.
  Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia tidak terjadi pergeseran makna
  dan perubahan bentuk kata.  | 
| 
24.    | 
durjana | 
durjana | 
durjana | 
Kata durjana diserap dari bhs
  sansekrta yang bermakna penjahat. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terjadi perubahan apapun. | 
| 
25.    | 
dūta | 
dūta | 
duta | 
Kata duta diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna utusan. Hanya terdapat perubahan bentuk kata pada
  bahasa jawa kuna ke indonesia. | 
| 
26.    | 
dāsa | 
dāsa | 
dasa | 
Kata dasa diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna sepuluh. Dalam bahasa jawa kuna dan bahasa indonesia
  tidak terdapat perubahan apapun. | 
| 
27.    | 
desá | 
desá | 
desa | 
Kata desa berasal dari bahasa
  sansekerta yang bermakna daerah, wilayah atau tempat. Dalam bahasa jawa kuna
  tidak terjadi perubahan makna dan bentuk kata. Namun dalam bahasa indonesia
  terdapat perbedaan bentuk kata dan mengalami perluasan makna dari yang hanya
  bermakna wilayah, menjadi kesatuan wilayah yg dihuni oleh sejumlah keluarga yg mempunyai
  sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) | 
| 
28.    | 
dewa | 
ddewa | 
dewa | 
Kata dewa berasal dari bahasa
  sansekrta yang bermakna raja, pangeran. Dalam bahasa jawa kuna tidak terdapat
  perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia terdapat pergeseran makna meluas
  menjadi roh yg dianggap
  atau dipercayai sbg manusia halus yg berkuasa atas alam dan manusia: orang
  atau sesuatu yg sangat dipuja. | 
| 
29.    | 
dīrghāyuh | 
dīrghāyuh | 
dirgahayu | 
Kata dirgahayu diserap dari
  bahasa sansekerta yang bermakna berusia panjang. Dalam bahasa jawa kuna tidak
  terdapat perubahan apapun. Sedangkan dalam bahasa indonesia terdapat
  perubahan bentuk kata dari dīrghāyuh
  menjadi dirgahayu, dan mengalami pergeseran makna menyemput dari berusia panjang menjadi berumur panjang
  (biasanya ditujukan kpd negara atau organisasi yg sedang memperingati hari
  jadinya) | 
| 
30.    | 
eka | 
eka | 
eka | 
Kata eka diserap dari bahasa
  sansekerta yang bermakna satu, bersama-sama. Dalam bahasa jawa kuna dan
  bahasa indonesia tidak terdapat perubahan makna dan perubahan bentuk kata. | 
| 
31.    | 
Jagat  | 
Jagat  | 
Jagat  | 
acaryiii   kata jagat
  diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna dunia. Pada bahasa Jawa Kuno
  tidak mengalami perubahan apapun, dan dalam bahasa Indonesia juga tidak
  mengalami perubahan makna. | 
| 
32.    |  | 
Jajan  | 
Jajan  | 
Kata jajan diserap dari bahasa Jawa Kuno yang berarti
  jenis ikan yang khas. Pada bahasa Indonesia kata jajan berarti kue, panganan;
  -- pasar penganan buah-buahan dsb
  yang dibeli dari pasar untuk pelengkap sesaji. Kata jajan mengalami perluasan
  makna, dari yang hanya berarti jenis ikan yang khas menjadi segala jenis
  makanan khususnya yang dibeli dipasar. | 
| 
33.    | 
Jambu  | 
Jambu  | 
Jambu  | 
Kata Jambu diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  Pohon jambu (Eugenia Jambolana dan jenis-jenis yang lain) dan buahnya. Dalam
  bahasa Indonesia kata jambu tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
34.    | 
Jati  | 
Jati  | 
Jati  | 
Kata Jati diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  kelahiran, bentuk eksistensi yang ditentukan oleh kelahiran; derajat, kasta,
  keluarga, bangsa; status sejati atau asli dari sesuatu). Dalam bahasa Jawa
  Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia juga kata Jati
  tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
35.    | 
Jaya  | 
Jaya  | 
Jaya  | 
Kata Jaya diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
  penaklukan kemenangan, jaya; seruan “kemenangan!”; menang. Dalam bahasa Jawa
  Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia kata jaya
  berarti hebat (selalu berhasil); sukses. Jadi kata Jaya tidak mengalami perubahan
  apa pun. | 
| 
36.    | 
Jiwa  | 
Jiwa  | 
Jiwa  | 
Kata Jiwa diserap dari bahasa Sansekerta bermakna hidup,
  eksistensi; prinsip hidup, jiwa individu. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak
  mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia bermakna roh manusia (yang
  ada di dalam tubuh dan menyebabkan hidup); nyawa. Jadi dalam bahasa Indonesia
  kata Jiwa tidak mengalami pergeseran makna. | 
| 
37.    | 
Kāla  | 
Kala  | 
Kala  | 
Kata kāla diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
  waktu. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa
  Indonesia tidak mengalami pergesaran makna tetapi terjadi perubahan bentuk
  kata dari kāla menjadi kala. | 
| 
38.    | 
Kanigara  | 
Kanigara  | 
Kanigara  | 
Kata kanigara diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
  jenis pohon yang khas dengan bunga-bunga kuning. Dalam bahasa Jawa Kuno dan
  bahasa Indonesia kata Kanigara tidak mengalami perubahan apapun baik
  pergeseran makna maupun perubahan bentuk. | 
| 
39.    | 
karpasa | 
kapas | 
kapas | 
Kata kapas diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  pohon kapas, kapas. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia kata kapas
  mengalami perubahan bentuk yaitu dari Karpasa bahasa Sansekerta menjadi
  Kapas. | 
| 
40.    | 
Kirana  | 
Kirana  | 
Kirana  | 
Kata kirana diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
  sinar. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan
  apapun. | 
| 
41.    | 
laksana | 
laksana | 
laksana | 
Kata laksana diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  tanda. Dalam bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Indonesia kata laksana tidak
  mengalami perubahan apapun. | 
| 
42.    | 
laksmi | 
laksmi | 
laksmi | 
Kata laksmi diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
  kecantikan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami
  perubahan apapun. | 
| 
43.    | 
mahādewi | 
mahādewi | 
mahadewi | 
Kata mahādewi diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  isteri raja. Dalam bahasa jawa kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam
  bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari mahādewi menjadi mahadewi. | 
| 
44.    | 
maja | 
maja | 
maja | 
Kata maja diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  pohon maja dan buahnya. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia kata maja
  tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
45.    | 
maṇḍala | 
maṇḍala | 
mandala | 
Kata mandala diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  barang sesuatu yang bulat. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan
  apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari maṇḍala
  menjadi mandala. | 
| 
46.    | 
mantra | 
mantra | 
mantra | 
Kata mantra diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  teks suci, do’a. Dalam bahasa jawa kuno tidak mengalami perubahan apapun.
  Dalam bahasa Indonesia juga tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
47.    | 
mārga | 
mārga | 
marga | 
Kata mārga diserap dari bahasa Sansekerta bermakna jalan.
  Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa
  Indonesia mengalami perubahan bentuk dari mārga menjadi marga. | 
| 
48.    | 
masa | 
masa | 
masa | 
Kata masa diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  bulan (baik untuk kalender bulan maupun kalender pertanian), musim. Dalam
  bahasa Jawa Kuno tidak megalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia
  mengalami perluasan makna yaitu tidak hanya bulan, musim saja melainkan
  waktu, ketika, saat, zaman. | 
| 
49.    | 
maya | 
maya | 
maya | 
Kata maya diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  khayal, ketidak nyataan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak
  mengalami perubahan apapun. | 
| 
50.    | 
megha | 
megha | 
mega | 
Kata megha diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  awan. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun, sedangkan
  dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari megha menjadi mega. | 
| 
51.    | 
nāda | 
nāda | 
nada | 
Kata nāda diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
  bunyi keras, deru, aum, raung, dsb; suara atau bunyi apa saja. Dalam bahasa
  Jawa Kuno ridak mengalami perubahan apapun. Dalam bahasa Indonesia mengalami
  perubahan bentuk dari nāda menjadi nada. | 
| 
52.    | 
nāga | 
nāga | 
naga | 
Kata nāga diserap dari bahasa Sansekerta yang artinya
  ular. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan apapun, sedangkan
  dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari nāga menjadi
  naga. | 
| 
53.    | 
nila | 
nila | 
nila | 
Kata nila diserap dari bahasa Sansekerta yang bermakna
  berwarna gelap, khusus biru tua. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia
  tidak mengalami perubahan apapun. | 
| 
54.    |  | 
pạṣti | 
pasti | 
Kata pạṣti diserap dari bahasa Jawa Kuno yang berarti
  tertentu, nyata, jelas. Dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk
  dari pạṣti menjadi pasti. | 
| 
55.    | 
pustaka | 
pustaka | 
pustaka | 
Kata pustaka diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  buku, kitab. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak mengalami
  perubahan apapun. | 
| 
56.    | 
rāja | 
rāja | 
raja | 
Kata rāja berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang
  berkuasa, pemimpin. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak ada perubahan apapun,
  sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk yaitu dari rāja
  menjadi raja. | 
| 
57.    | 
rana | 
rana | 
rana | 
Kata rana berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
  peperangan. Dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia tidak megalami
  perubahan apapun. | 
| 
58.    | 
rūpa | 
rūpa | 
rupa | 
Kata rūpa diserap dari bahasa Sansekerta yang berarti
  perwujudan atau warna luar. Dalam bahasa Jawa Kuno tidak mengalami perubahan
  apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia mengalami perubahan bentuk dari rūpa
  menjadi rupa. | 
TUGAS
BAHASA JAWA KUNA
| 
No | 
Sansekerta  | 
Bahasa Jawa Kuno | 
Bahasa Indonesia | 
Analisis | 
| 
1 | 
sebda | 
śabda | 
sabda | 
Kata sabda di
  serap dari bahasa sansekerta dari sebda, mengalami perubahan bentuk, yang
  artinya kata atau ucapan, dalam bahasa jawa kuno juga mengalami perubahan
  bentuk yang bermakna ucapan, dan dalam bahasa Indonesia juga mengalami
  perubahan bentuk yang berarti ucapan, kata ataupun berkata. | 
| 
2 | 
Sabet | 
sabet | 
Sabet  | 
Kata sabet dalam
  bahasa sansekerta mengalami  
Kata sabet mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata sabet dalam bahasa Jawa Kuno berarti mencambuk, dalam bahasa
  Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi memukul dengan tali atau benda
  lain yang panjang kecil. | 
| 
3 | 
Sampir | 
Sampir | 
Sampir | 
Kata sampir mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata sampir dalam bahasa Jawa Kuno berarti selendang yang bisa
  digunakan untuk menutup apapun, sedangkan dalam bahasa Indonesia lebih
  dispesifikkan lagi menjadi bagian yang menjadi sarung keris, menutup keris
  sebelah atas. | 
| 
4 | 
Sana  | 
Sana  | 
Sana  | 
Kata sana mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata sana dalam bahasa Jawa Kuno berarti semua tempat kediaman,
  sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sana diartikan sebagai penunjuk
  tempat yang jauh (dianggap jauh dari pembicaraan). | 
| 
5 | 
Sapih | 
Sapih  | 
Sapih  | 
Kata sapih mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata sapih dalam bahasa Jawa Kuno diartikan sebagai pengakhiran semua
  hal, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata sapih diartikan sebagai
  menyarak, atau menghentikan anak menyusu ibu. | 
| 
6 | 
Gadung  | 
Gadung  | 
Gadung  | 
Kata gadung mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata gadung dalam bahasa Jawa Kuno umbi-umbian, dalam bahasa Indonesia
  lebih dispesifikkan lagi menjadi tumbuhan melilit, umbinya memabukkan kalau
  dimakan langsung, tetapi jika direndam dahulu dl abu basah, racunnya akan
  hilang atau menjadi berkurang, yang mempunyai nama latin Dioscorea hispida. | 
| 
7 | 
Galah  | 
Galah  | 
Galah  | 
Kata galah mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata galah dalam bahasa Jawa Kuno berarti batang, dalam bahasa
  Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi tongkat yg panjang. | 
| 
8 | 
Galeng  | 
Galeng  | 
Galeng  | 
 Kata galeng mengalami pergeseran
  makna menyempit. Kata galeng dalam bahasa Jawa Kuno berarti batas,
  dalam bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi batas antara sawah
  yang satu dengan sawah yang lain atau biasa disebut dengan pematang sawah. | 
| 
9 | 
Ganti | 
Ganti  | 
Ganti  | 
Kata ganti tidak mengalami pergeseran makna. Kata ganti
  dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti yang hampir sama dengan bahasa
  Indonesia. | 
| 
10 | 
Gantung | 
Gantung  | 
Gantung  | 
Kata gantung mengalami pergeseran makna meluas.
  Kata gantung dalam bahasa Jawa Kuno berarti tersangkut di atas,
  sedangkan dalam bahasa Indonesia kata gantung dapat diartikan tersangkut
  dimanapun. | 
| 
11 | 
Henti | 
Henti  | 
Henti  | 
Kata ganti mengalami pergeseran makna total. Kata ganti
  dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam
  bahasa Indonesia yaitu keadaan
  tanpa gerak. | 
| 
12 | 
Hilang | 
Hilang | 
Hilang  | 
Kata henti tidak mengalami pergeseran. Kata henti
  dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir
  sama. | 
| 
13 | 
Idem | 
Idem  | 
Idem  | 
Kata idem mengalami pergeseran makna total karena
  antara makna yang ada dalam bahasa Jawa Kuno dan yang telah diserap ke dalam
  bahasa Indonesia mengalami perbedaan yang cukup signifikan | 
| 
14 | 
Imbang  | 
Imbang  | 
Imbang  | 
Kata imbang tidak mengalami pergeseran. Kata imbang
  dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang hampir
  sama | 
| 
15 | 
Inang  | 
Inang  | 
Inang  | 
Kata inang mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata inang dalam bahasa Jawa Kuno berarti ibu, dalam bahasa Indonesia
  lebih dispesifikkan lagi yaitu perempuan yg merawat anak tuannya | 
| 
16 | 
Indik  | 
Indik  | 
Indik  | 
Kata indik mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata indik dalam bahasa Jawa Kuno berarti mendekati, sedangkan dalam
  bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi mendekati dng berjalan
  membungkuk atau merangkak supaya tidak diketahui yg didekati. | 
| 
17 | 
Iring  | 
Iring  | 
Iring  | 
Kata iring mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata iring dalam bahasa Jawa Kuno berarti menyertai, dalam bahasa
  Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi berjalan berturut-turut. | 
| 
18 | 
Irung  | 
Irung  | 
Irung  | 
Kata irung mengalami pergeseran makna total. Kata irung
  dalam bahasa Jawa Kuno berarti binasa, mempunyai arti yang berbeda dalam
  bahasa Indonesia yaitu keadaan
  tanpa gerak. | 
| 
19 | 
Irus  | 
Irus  | 
Irus  | 
Kata irus mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata irus dalam bahasa Jawa Kuno berarti sendok sayur, sedangkan dalam
  bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi sendok besar yang cekung,
  terbuat dari tempurung kelapa untuk menyendok sayur dari kuali. | 
| 
20 | 
Jambak  | 
Jambak  | 
Jambak  | 
Kata jambak tidak mengalami perubahan makna. Kata jambak
  dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama | 
| 
21 | 
Jambu  | 
Jambu  | 
Jambu  | 
Kata jambu mengalami pergeseran makna menyempit.
  Kata jambu dalam bahasa Jawa Kuno berarti pohon dan buahnya, dalam
  bahasa Indonesia lebih dispesifikkan lagi menjadi buahnya saja. | 
| 
22 | 
Wayang  | 
Wayang  | 
Wayang  | 
wayang mengalami perluasan makna karena dalam bahasa jawa kuno,
  wayang hanya dapat terbuat dari belulang tetapi ketika sudah diserap dalam
  bahasa Indonesia, wayang dapat terbuat dari kulit, kayu yang dimanfaatkan
  untuk pertunjukan drama tradisional. | 
| 
23 | 
Tangan  | 
Tangan  | 
Tangan  | 
tangan mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa
  Indonesia tangan terbatas dr siku sampai ke ujung jari atau dr pergelangan
  sampai ujung jari dan dapat merupakan simbol kekuasaan, sedangkan dalam
  bahasa jawa kuno hanya dejelaskan bahwa tangan merupakan anggota badan untuk
  memegang | 
| 
24 | 
Suduk  | 
Suduk  | 
Suduk  | 
suduk mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa
  Kuno suduk dapat berarti tusuk, menikam, sedangkan dalam bahasa Indonesia
  suduk hanya bermakna menikam | 
| 
25 | 
Sendhang  | 
Sendhang  | 
Sendhang  | 
Sendhang mengalami perluasan makna karena dalam bahasa
  Jawa Kuno sendhang hanya berfungsi sebaga sumber air sedangkan dalam bahasa
  Indonesia sendhang juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas
  seperti mandi dan mencuci. | 
| 
26 | 
Sengit  | 
Sengit  | 
Sengit  | 
sengit mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa
  Kuno sengit hanya berarti tidak menyenangkan sedangkan dalam bahasa Indonesia
  sengit dapat berarti tajam, keras, dan sangat menyakiti hati. | 
| 
27 | 
Pentil  | 
Pentil  | 
Pentil  | 
Pentil mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa
  Kuno pentil hanya berarti buah yang masih kecil tetapi setelah diserap ke
  dalam bahasa Indonesia, pentil meluas makna nya menjadi puting susu atau buah
  yang masih muda | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
|  |  |  |  |  | 
Komentar
Posting Komentar