PETA KONSEP SELURUH MATERI BIMBINGAN KONSELING
PETA
KONSEP
SELURUH
MATERI BIMBINGAN KONSELING
Oleh :
Sefila Osie Arzani 2101411034
Rombel 35
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
1. PETA KONSEP RASIONEL BIMBINGAN DAN KONSELING DITINJAU DARI LANDASAN KONSTITUSIONAL
DAN KONSEPTUAL
Landasan Konstitusional
|
1.
Landasan Filosofis
Kata filosofis, Philos berarti cinta atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: dan sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. (Belkin, 1975) |
2.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2005 (SNP)
Kurikulum untuk
jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus
pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
§ kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia;
§ kelompok mata
pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian;
§ kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi;
§ kelompok mata pelajaran
estetika;
§ kelompok mata
pelajaran jasmani, olah
raga, dan kesehatan.
|
3.
Peraturan Menteri (PERMEN) No. 23 dan
24/2006
Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran terdiri atas kelompok-kelompok mata
pelajaran:
1. Agama dan Akhlak Mulia;
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian;
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Estetika;
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
|
B. Landasan Konseptual
|
1. Landasan Filosofis
Kata
filosofis, Philos
berarti cinta atau filsafat berasal
dari bahasa
Yunani: dan sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti
kecintaan terhadap kebijaksanaan.
Pemikiran dan pemahaman
filosofis menjadi alat yang
bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi
konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi
konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. (Belkin, 1975)
1.
Hakikat Manusia, landasan
filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha
mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang manusia adalah makhluk
rasional,
mampu belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan berusaha
mengembangkan
diri melalui pendidikan.
|
2.
Landasan Sosial Budaya
Kehidupan
sosial dan budaya terus berkembang dan tidak berhenti serta berdampak pada
aspek kehidupan, baik dampak positif maupun negatif.
Langkah atau upaya untuk
memberi kekuatanagar tidak terbawa arus perubahan dan perkembangan yang
negatif salah satunya dengan melalui bimbingan dan konseling.
Ø Individu sebagai Produk
Lingkungan Sosial Budaya
Setiap orang sejak lahirnya harus memenuhi tuntutan budaya di tempat ia hidup; tuntutan budaya itu menghendaki agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut (McDaniel, 1956).
Ø Bimbingan dan Konseling
Antarbudaya
Penduduk
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang memilki beranekaragam
corak sub-kultur yang berbeda-beda.
Maka, penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus dilandasi oleh
dan mempertimbangkan keanekaragaman sosial budaya yang hidup dalam
masyarakat.
1.
Hakikat Manusia
Landasan
filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha
mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah
manusia itu ?
• Makhluk
rasional
• Mampu belajar
mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
• Berusaha mengembangkan diri melalui
pendidikan.
Ø
|
2. PENDIDIKAN
SECARA UMUM
2. PETA KONSEP RASIONAL BK
DITINJAU DARI TINJAUAN KONSEPTUAL PSIKOLOGIS DAN PENDIIDKAN SECARA UMUM
Teori Belajar
|
a)
Teori Belajar Behaviorisme;
Behaviorisme merupakan salah
aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena
jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental
|
b) Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang
tokoh yang
disebut-sebut sebagai
pelopor aliran
konstruktivisme.
Menurut Piaget bahwa perkembangan
kognitif individu meliputi empat tahap :
•
Sensory Motor,
•
Pre Operational
•
Concrete Operational
•
Formal Operational.
|
c)
Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan.
Tahapan
proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu motivasi; pemahaman; pemerolehan; penyimpanan; ingatan kembali; generalisasi; perlakuan; umpan balik.
|
d) Teori Belajar Gestalt
Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau
peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
|
e) Teori Belajar Alternatif Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin
belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Pada
dasarnya teori kontruktivisme menekankan bahwa belajar adalah meaning
making atau membangun makna, sedang mengajar adalah schaffolding
atau memfasilitasi.
|
LANDASAN FILOSOFIS
Berasal dari bahasa yunani . Philos berarti cinta dan shopos berarti bijaksana . Filosofis
berarti kecintaan terhadap kebijaksanaaan atau ilmu yang mempelajari
kekuatan yang disadari proses berfikir dan bertingkah laku.
|
RASIONAL BK DITINJAU DARI TINJAUAN KONSEPTUAL
PSIKOLOGIS DAN PENDIDIKAN SECARA UMUM
|
LANDASAN PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA
Para konselor Indonesia
dihadapkan pada kenyataan adanya keanekaragaman budaya yang menguasai
kehidupan para penduduknya. Pelayanan bimbingan dan konseling yang
bertujuan mengembangkan kemampuan dan meningkatan mutu kehidupan serta
martabat manusia Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia
sendiri.
|
LANDASAN PSIKOLOGIS
Memberi pemahaman tentang tingkah
laku individu sebagai sasarannya. Karena bidang garapan bimbingan dan
konseling adalah tingkahlaku klien, yaitu tingkahlaku klien yang
perlu diubah dan dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya.
|
Bidang
psikologis yang perlu dikuasai
•
Motif dan Motivasi
•
Pembawaan dan Lingkungan
•
Perkembangan Individu
•
Belajar
•
Kepribadian
|
LANDASAN PENDIDIKAN
SECARA UMUM
Landasan ini mengemukakan bahwa
antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu
bentuk pendidikan. Proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan
yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normatif.
|
3. PETA KONSEP PERKEMBANGAN,
PARADIGMA BK, VISI, MISI, DAN TRILOGI PROFESI
PERKEMBANGAN, PARADIGMA BK, VISI, MISI, DAN TRILOGI PROFESI
|
Perkembangan
BK
|
Paradigma BK
|
Visi BK
|
Misi BK
|
Trilogi
Profesi
|
• Konferensi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tanggal 20 – 24 Agustus 1960
menghasilkan pemikiran dibentuknya Bimbingan dan Penyuluhan (BP).
• Pengangkatan Guru
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan
PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan.
• BP diakui secara legal dan
formal dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989.
• Orang tua murid berpandangan
kurang bersahabat dengan BP.
• lahir SK Menpan No.
83/1993 dan dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995.
• Di Dalam SK Mendikbud ini
istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling.
|
• Paradigma BK adalah
psiko-pedagogis dalam acuan budaya Indonesia.
• Para pelaksana BK perlu
mengusai materi psikologi dan pedagogis.
|
Visi
Bimbingan dan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang
secara optimal, mandiri, dan bahagia.
|
• Misi pendidikan, yaitu mendidik individu
dan/atau kelompok melalui pengembangan perilaku efektif-normatif dalam
kehidupan keseharian dan terkait dengan masa depan.
• Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi
pengembangan potensi dan kompetensi individu kea rah perkembangan yang
optimal.
• Misi pengentasan masalah, yaitu membantu dan
memfasilitasi pengentasan masalah yang dihadapi individu mengacu pada
kehidupan seghari-hari yang efektif.
|
1.
Komponen dasar keilmuan
landasan
bagi calon tenaga professional dalam wawasan, nilai, juga sikap agar selalu
tercemin sebagai pribadi yang professional dalam profesinya.
2. Komponen substansi profesi
Membekali
calon tenaga professional tentang spesifik dan focus objek profesinya.
3. Komponen praktik profesi
sebagai
arahan atau acuan calaon tenaga professional untuk menyelenggarakan praktik
profesinya kepada sasaran pelayanan secara tepat dan efektif.
|
4.
Peta Konsep HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING (Orientasi,
Ruang Lingkup, dan Kesalahpahaman Bimbingan Konseling)
Hakikat
Bimbingan Konseling
Hakikat
Bimbingan Konseling
Hakikat
Bimbingan Konseling
|
orientasi
, Ruang lingkup , kesalahpahaman
|
Bimbingan
sosial pribadi , Bimbingan pengembangan pendidikan , Bimbingan pengembangan
karier
|
Orientasi Bimbingan dan Konseling
|
Ruang lingkup Bimbingan dan
Konseling
|
Perseorangan,
permasalahan, perkembangan
|
Muro
dan Kottman
|
Layanan
dasar bimbingan, Sistem perencanaan individual , Layanan responsif, Sistem
pendukung
|
Kesalahpahaman Dalam Bimbingan dan Konseling
|
1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
2. Konselor di
sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
3. Bimbingan
dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
4. Bimbingan
dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang bersifat
incidental
5. Bimbingan
dan konseling dibatasi hanya untuk klien- kliean tertentu saja.
6. Bimbingan
dan konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang normal”
7. Bimbingan
dan konseling bekerja sendiri
|
5. PETA KONSEP FUNGSI dan
PRINSIP-PRINSIP Bimbingan Konseling
Fungsi Pemahaman
|
Fungsi Pencegahan
|
Fungsi Pengentasan
|
Fungsi Pemeliharaan dan
Pengembangan
|
• Pemahaman tentang klien
• Pemahaman tentang masalah
klien
• Pemahaman tentang
lingkungan yang lebih luas
|
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh konselor adalah
1. Mendorong perbaikan
lingkungan terhadap
individu yang bersangkutan.
2. Mendorong perbaikan
kondisi pribadi diri pribadi klien.
3. Meningkatkan kemampuan
individu untuk hal – hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan
kehidupannya
4. Mendorong individu untuk
tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan
melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat.
5. Menggalang dukungan
kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
|
•
Klien
•
Proses Konseling
•
Aplikasi Hasil Konseling
•
Masalah Terentaskan
|
Terpelihara
dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta
didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
|
Fungsi
|
•
Diagnosis mental/psikologis
•
Diagnosis sosio-emosional
•
Diagnosis instrumental
|
Tahap-tahap Pelaksanaan Fungsi Pencegahan
|
•
Identifikasi permasalahan
•
Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab
timbulnya masalah-masalah
•
Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu
pencegahan masalah tersebut
•
Menyusun rencana program pencegahan
•
Pelaksanaan dan monitoring
•
Evaluasi dan laporan
|
Prinsip-prinsip BK
|
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
|
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Berkenaan
dengan Klien
|
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Berkenaan
dengan Konselor
|
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Berkenaan
dengan Masalah
|
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Berkenaan
dengan Program Layanan
|
1.
Bimbingan dan konseling melayani semua individu (klien),
2. Bimbingan dan konseling berurusan dengan
pribadi dan tingkah laku klien.
3.
Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individunya.
4. Bimbingandan konseling memberikan perhatian
utama terhadap perbedaan individual.
|
1. Konselor harus mampumengarahkan individu untuk pengembangan
individu agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
2. Permasalahan individu harus ditangani oleh
tenaga ahli (konselor) dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang
dihadapi.
3. Kerjasama antara pembimbing, guru, dan orang
tua menentukan hasil pelayananan bimbingan.
|
1. Bimbingandan konseling berurusan dengan hal-hal
yang menyangkut kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di lingkungannya dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental
dan fisik individu.
2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan hal ini menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan.
|
1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian
integral dari proses pendidikan dan pengembangan individu,
2. Program bimbingan dan konseling harus
fleksibel.
3. Program bimbingan dan konseling disusun secara
berkesinambungan.
4. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan
dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.
|
1. Konselor harus memulai kariernya dengan program
kerja yang jelas, dan mamiliki kesiapan yang tinggi .
2. Konselor harus selalu bersikap profesional.
3. Konselor bertanggung jawab untuk memahami
peranannya.
4. Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa.
5. Konselor harus memahami dan mengembangkan
kompetensi untuk membantu siswa.
6. Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif
dengan kepala sekolah.
|
6. PETA KONSEP ASAS-ASAS BK
SERTA IMPLIKASI DAN APLIKASI PRINSIP DAN ASAS BK
ASAS-ASAS
BK
|
ASAS
KERAHASIAAN
Merupakan
asas yang menuntut dirahasiakannya data-data serta keterangan-keterangan
yang diceritakan oleh konseli pada konselor.
|
ASAS
KESUKARELAAN
Merupakan
asas yang menghendaki konseli mengikuti kegiatan konseling dengan sukarela
tanpa paksaan, dari sini konselor wajib mengembangkan kesukarelaan
tersebut.
|
ASAS
KETERBUKAAN
Merupakan
asas yang menghendaki adanya keterbukaan dari konseli saat melakukan
bimbingan dan konseling. Tidak ada kepura-puraan dari pernyataan maupun hal
yang diceritakan. Namun, sebelum konseli terbuka, seorang konselor juga
harus terbuka dan tidak berpura-pura.
|
ASAS
KEKINIAN
Merupakan
asas yang menghendaki bahwa permasalahan yang dialami konseli akan
berdampak pada masanya yang sekarang, baik dari masa lalunya maupun untuk
masa depannya.
|
ASAS
KEDINAMISAN
Merupakan
asas yang menghendaki bahwa pelayanan yang diberikan untuk konseli bergerak
maju, tidak monoton dan mengarahkan konseli agar berkembang sesuai tahap
waktu dan kebutuhannya.
|
ASAS
KETERPADUAN
Merupakan
asas yang menghendaki bahwa pelayanan yang diberikan oleh konselor maupun
guru pembimbing saling berhubungan, terkait, harmonis serta saling
menunjang satu sama lain.
|
ASAS
KENORMATIFAN
Merupakan
asas yang menghendaki bahwa pelayanan yang dilakukan oleh konselor tidak
melanggar ataupun keluar dari norma-norma yang ada di masyarakat baik dari
segi prosedur, teknik, isi layanan serta peralatan yang dipakai.
|
ASAS
KEAHLIAN
Merupakan
asas yang menghendaki bahwa pelayanan yang dilakukan haruslah dilakukan
oleh tenaga ahli yang bena-benar profesional dalam bidang bimbingan dan
konseling sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan.
|
ASAS
KEMANDIRIAN
Merupakan
asas yang merujuk pada tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri, yaitu
menjadikan konseli mampu bertindak mandiri dalam mengambil keputusan tidak
bergantung pada orang lain bahkan pada konselor.
|
ASAS
KEGIATAN
Merupakan
asas yang menghendaki agar konseli turut bersikap aktif dalam proses
bimbingan dan konseling yang diterimanya. Sehingga, konseli dapat
memperoleh hasil penyelesaian yang terbaik masalah sesuai dengan
kehendaknya.
|
ASAS
ALIH TANGAN
Merupakan
asas yang menghendaki konselor untuk mengalih tangankan konselinya jika
konselor merasa tidak mampu atau permasalahan yang dialami oleh konseli
sudah diluar batas penanganan yang dilakukan oleh seorang konselor. Seperti
apabila masalah itu telah menyangkut kriminalitas.
|
ASAS
TUT WURI HANDAYANI
Merupakan
asas yang mengharapkan bahwa manfaat yang dilakukan oleh konselor tidak
hanya dirasakan saat seseorang mengalami masalah dan menghadap konselor
saja tapi juga di kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah.
|
IMPLIKASI
DAN APLIKASI PRINSIP DAN ASAS BK
|
7. PETA KONSEP JENIS-JENIS
BIMBINGAN
MATERI PEMBAHASAN
|
JENIS-JENIS BIMBINGAN
|
v jenis-jenis
bimbingan konseling
v bentuk-bentuk
bimbingan konseling
v sifat-sifat
bimbingan konseling
v ragam
bimbingan konseling
v layanan
bimbingan konseling
|
Jenis-jenis bimbingan dan konseling dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
Bimbingan
Pendidikan (Educational Guidance)
Bimbingan
Pekerjaan
Bimbingan
Pribadi
|
JENIS-JENIS BIBINGAN DAN KONSELING
|
v Bimbingan individu adalah suatu proses
belajar-mengajar yang dilakukan secara individu.
v Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan
layanan yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang
mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu.
|
BENTUK BIMBINGAN KONSELING
|
v Perkembangan
Emosional dan
Bimbingan.
v Perkembangan
Fisik dan
Bimbingan.
v Perkembangan
Sosial dan
Bimbingan.
|
Jenis-jenis layanan
dalam bimbingan konseling |
RAGAM BIMBINGAN KONSELING
|
SIFAT BIMBINGAN KONSELING
|
Layanan Orientasi
Layanan Informasi
Layanan Pembelajaran
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Konseling Perorangan
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan Konseling Kelompok
|
v Bimbingan
Studi (Academic Guidance)
v Bimbingan Pribadi
dan Sosial (Personal and Social Guidance).
v Bimbingan
Jabatan (Vocational Guidance) atau Bimbingan Karir.
v Bimbingan Keluarga
|
8. PETA KONSEP BIMBINGAN DAN
KONSELING
Model dan Pola Layanan BK
|
BIMBINGAN DAN KONSELING
Model dan Pola Layanan BK |
Pola Layanan BK
|
Pola 17 Plus Bimbingan Konseling
|
Adapun model-model yang dikembangkan oleh orang
tertentu untuk menghadapi tantangan yang timbul dalam kehidupan masyarakat
dan lingkungan pendidikan sekolah, yaitu :
1.
Frank Parsons menciptakan
model Vocational Guidance yang menekankan ragam jabatan bimbingan dengan
menganalisis diri sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta
memadukan keduanya dengan berpikir rasional dan mengutamakan komponen
bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling.
2.
William M. Proctor, (1925)
mengembangkan model bimbingan dengan mengenalkan dua ungsi yaitu fungsi
penyaluran dan fungsi penyesuaian menyangkut bantuan yang diberikan kepada
siswa.
3.
John M. Brewer, (1932)
mengembangkan ragam bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan
rekreasi, bimbingan kesehatan, bimbingan moral, dan bimbingan perkembangan.
|
1. Pola
Generalis, bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi
pendidikan berpengaruh terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh
staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing
siswa.
2. Pola
Spesialis, bahwa pelayanan bimbingan di institusi
pendidikan harus ditangani oleh ahli-ahli bimbingan yang masing-masing
berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan tertentu, seperti
bimbingan karir,bimbinan konseling.
3. Pola
Kurikuler, bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan
diusulkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran khusus dalam
rangka suatu kursus bimbingan.
4. Pola
Relasi-Relasi Manusia dan Kesehatan Mental, bahwa
orang akan hidup lebih bahagia bila menjaga kesehatan mentalnya dan membina
hubungan baik dengan orang lain.
|
Bidang pengembangan
Pengembangan
kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai bakat dan minat,
Pengembangan
kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan
industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
Pengembangan
kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan
karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
|
9. PETA KONSEP STRUKTUR
ORGANISASI BK, PERAN PERSONEL BK, DAN PERAN KEMITRAAN
STRUKTUR ORGANISASI BK
|
KANDEPDIKNAS
personil
yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, Dalam hal ini adalah pengawas
sebagimana dimaksudkan dalam petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah.
|
KEPALA
SEKOLAH & WAKASEK
penanggung
jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara
keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelaksanaan
pelayanan bimbingan dan konseling.
|
KOMITE
SEKOLAH
organisasi
yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang
berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang besangkutan.
|
TATA
USAHA
pembantu
kepala sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan.
|
GURU
MAPEL
pelaksana
pengajaran dan praktik / latihan.
|
WALI
KELAS
guru
yang ditugasi secara khusus untuk mengurusi pembinaan dan administrasi
(seperti nilai rapor, kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu.
|
KOORDINATOR
BK
GURU
PEMBIMBING/ KONSELOR
pelaksana
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
|
SISWA
peserta
didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik/pengajaran, dan bimbingan
di SLTP, SMA, dan SMK.
|
PERAN PERSONEL BK
|
Kepala
Sekolah
•
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang
meliputi kegiatan pengajran, pelatihan, dan bimbingan dan konseling di
sekolah
•
Menyediakan dan
melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah
•
Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan
dan konseling di sekolah
•
Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah
•
Menetapkan
koordinator guru pembimbing yang betanggung jawab atas koordinasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru pembimbimg (konselor)
•
Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses
bimbingan dan konseling pada setiap awal semester
•
Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan
dan konseling sebagi bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing
(konselor)
•
Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait
dengan pelaksanaan kegaiatan bimbingan dan konseling
•
Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap
minimal 40 siswa bagi kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan
bimbingan dan konseling.
|
• Mengkoordinasikan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah
• Melaksanakan kebijakan
pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
• Melaksakan bimbingan dan
konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang
berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling
|
Koordinator
guru pembimbing (konselor)
•
Mengkoordinasikan para guru pembimbing (konselor)
•
Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan
terpenuhinya tenaga, sarana, dan prasarana.
•
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling kepada kepala sekolah
|
Guru
Pembimbing (Konselor)
•
Memasyarakatkan kegaitan bimbingan dan konseling
•
Merencanakan program bimbingan dan konseling
•
Melaksankan persiapan kegaiatan bimbingan dan konseling
• Melaksankan layanan pada
berbagai bidang bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung
jawabnya
|
Guru
Mata Pelajaran
• Memasyarakatkan kegaitan
bimbingan dan konseling
• Merencanakan program
bimbingan dan konseling
• Melaksankan persiapan
kegaiatan bimbingan dan konseling
• Melaksankan layanan pada
berbagai bidang bimbingan terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung
jawabnya
|
Wali
kelas
• Membantu guru pembimbing
melaksanakan layanan yang menjadi tanggung jawabnya
• Membantu memberikan
kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan
• Memberikan informasi
tentang siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk memperoleh
layanan bimbingan.
|
Staf
Tata usaha/ administrasi
•
Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam
mengadminstrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
•
Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling
|
.PERAN
KEMITRAAN
|
•
Informator
|
Fasilitator
|
Mediator
|
Motivator
|
Kolabolator
|
Komentar
Posting Komentar