Pengertian Membaca
Pengertian
Membaca
Membaca
adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca,
kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada
teori-teori membaca itu sendiri.
Henry
Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu:
- Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda
baca.
- Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan
unsur-unsur linguistik yang formal.
- Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Setiap
guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah
suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita
sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Henry
Guntur Tarigan berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan
sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau
hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak
akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.
Membaca
dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam
yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang
tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada
pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca
memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk
menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Dari
segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process),
berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang
mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang
berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding
process).
Membaca
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka
para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap
lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara
haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.
Harimurti
Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang
berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu semua.
Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan khayalan, mengamati, dan
mengingat-ingat
DP.
Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang
dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan
Bahkan
ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemauan
untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis
tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan, ejaan
berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan.
Demikianlah
makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang
berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata
tersebut.
1979)
hlm. 10
2
Ibid., hlm. 7
3
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm.
122
4
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989)
hlm. 4
5
DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung:
Angkasa 1986) hlm. 228
Tujuan
utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)
erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Henry
Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai berikut:
- Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
- Membaca untuk memperoleh
ide-ide utama (reading for main ideas).
- Membaca untuk mengetahui urutan
atau susunan, (reading for sequence or organization).
- Membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi (reading for inference).
- Membaca untuk mengelompokkan,
membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
- Membaca menilai, membaca
evaluasi (reading to evaluate).
- Membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan (reading to compare or contrast).
Membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya untuk mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah
dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk
memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
Membaca
untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita,
apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang
dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti menemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi
mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
Membaca
untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para
tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
Membaca
untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.
Membaca
menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan apakah sang tokoh
berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat
seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
Membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk menemukan
bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan
yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca.
Nurhadi
berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:
- Memahami secara detail dan
menyeluruh isi buku.
- Menangkap ide pokok atau
gagasan utama secara tepat.
- Mendapatkan informasi tentang
sesuatu.
- Mengenali makna kata-kata.
- Ingin mengetahui peristiwa
penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
- Ingin memperoleh kenikmatan
dari karya sastra.
- Ingin mengetahui peristiwa
penting yang terjadi di seluruh dunia.
- Ingin mencari merk barang yang
cocok untuk dibeli.
- Ingin menilai kebenaran gagasan
pengarang.
- Ingin memperoleh informasi
tentang lowongan pekerjaan.
- Ingin mendapatkan keterangan
tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu istilah.
6
Henry Guntur Tarigan, Loc. Cit
7
Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar
Baru 1989) hlm. 14
Jenis-jenis
Membaca
Membaca
sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan
khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi
bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:
1)
Membaca yang Bersuara
Yaitu
suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a)
Membaca nyaring dan keras
Yakni
suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru
bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca untuk
orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh
guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
b)
Membaca Teknik
Membaca
teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan
cara atau teknik membaca yang meliputi:
- Cara mengucapkan bunyi bahasa
meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
- Cara menempatkan tekanan kata,
tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca sehingga menimbulkan intonasi
yang teratur.
- Kecepatan mata yang tinggi dan
pandangan mata yang jauh.
c)
Membaca Indah
Membaca
indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan
teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi
sastra.
2)
Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu
aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam
hati, yang mencakupi:
a)
Membaca teliti.
b)
Membaca pemahaman.
c)
Membaca ide.
d)
Membaca kritis.
e)
Membaca telaah bahasa.
f)
Membaca skimming.
g)
Membaca cepat.
Membaca
teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan
yang menyeluruh.
Membaca
pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami
dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih
dalam lagi.
Membaca
ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide
yang terdapat pada bacaan.
Membaca
kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca
telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
- Membaca
bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
- Membaca sastra yaitu membaca
yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara
bentuk dan keindahan isi.
Membaca
cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu
untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan10.
9
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989)
hlm. 84
10
Ibid., hlm. XIV-XV
PENDEKATAN TEORI MEMBACA
Pendekatan yang melatar belakangi teori membaca ada tiga yaitu pendekatan
konseptual, empirikal, ekperimental.
A. Pendekatan Konseptual
Pendekatan ini meliputi macam–macam
metodoloagi pendekatan yang semuanya berangkat dari suatu konsepsi tentang
membaca dan berkesudahan dengan satu model tertentu tentang prose membaca.
Tokoh dalam pendekatan ini adalah Kennet s
godman. Ia menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya merupakn proses
komunikasi yaitu antara pembaca dengan tuturan tertulis yang dibacanya. Hal
tersebut melatar belakangi pendekatan konseptual.
B. Pendekatan Empirikal
Pendekatan ini mencakup bermacam–macam
pendekatan yang bertolak dari pengalaman serta penghayatan proses membaca.,
baik dari penyusunan teori itu sendiri maupun orang lain yang dijadikan banyak
penelitian.
Teori yang memandang membaca sebagai proses
berpikir sebagai seperangkat keterampilan membaca sebagai prose mempersepsi,
sebagai kegiatan visual, dan membaca sebagai pengalaman bahasa.
Teori yang pertama yaitu teori yang memandang
membaca sebagai proses berpikir, dirintis pengembanganny oleh Edward L
Thorndike.
Teori kedua yang berdasarkan pendekatan
empirikal adalah teori yang memandang prose membaca sebagai penerapan
keterampilan.
C. Pendekatan Eksperimental
Pendekatan
eksperimental meliputi bermacam - macam studi dan penelitian yang dilaksanakan
dengan eksperimental untuk mengkaji bagaimana pemahaman berlangsung pendekatan
eksperimental dibagi menjadi dua yaitu :
- Eksperimental Pemahaman
Eksperiomental tentang masalah pemahaman dalam prose membaca yang telah
dilakukan selama ini banyak sekali jumlah dan jenisnya.Beberapa penemuannya
dapat digunakan untuk kepentingan pengajaran membaca sebagai proses ata
kiegiatan menangkap makna dari bacaan.
- Kemampuan Intelektual
Jenis kemampuan intelektual :
- menarik kesimpulan tentang isi baAcaan
- mengingat makna kata
- mengikuti struktur bacaan
- menangkap maksud dan tujuan isi bacaan
A. Definisi Hakikat Membaca
Kelahiran suatu teori membaca tidaklah muncul begitu saja.
Kehadirannya merupakan hasil kerja keras dari ahli atau sarjana yang mengkaji
masalah membaca itu dalam waktu relatif lama, dan dengan pendekatan yang
berbeda-beda. Akibatnya, dalam sejarah perkembangan studi membaca dan
pengajaran membaca terdapat bermacam-macam teori membaca yang bukan saja
berbeda satu dengan yang lainnya, melainkan juga ada yang berlawanan. Namun
pada dasarnya membaca itu merupakan suatu proses yang kompleks.
Ada tiga kelompok yang
mendefinisikan tentang hakikat membaca :
a. Kelompok pertama dengan tokohnya
Frank Jennings (1965) membuat definisi membaca sebagai tafsiran terhadap
pengalaman secara umum, selain itu membaca biasanya akan dimulai dengan
pengenalan terhadap peristiwa yang berulang-ulang datang, seperti matahari dan
bulan yang terbit setiap hari.
b. Kelompok kedua dengan Rudolf
Flesch (1995) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan
memperoleh makna dari berbagai gabungan huruf, seperti seorang anak yang
diajari mengenal makna yang dimiliki oleh setiap huruf akan sampai pada
kemampuan membaca.
c. Kelompok ketiga dengan Ernest
Horn (1937) sebagai tokohnya mendefinisikan membaca sebagai kegiatan yang
meliputi berbagai proses penyempurnaan dan pelestarian makna melalui penggunaan
media alat tulis.
Berikut beberapa fungsi teori membaca :
· Pertama, suatu teori membaca dalam
kelebihan dan kekurangan banyak sekali membantu pihak yang bermaksud
mempelajari masalah membaca dan pengajaran membaca untuk memperoleh gambaran
tertentu apa yang disebut membaca.
· Kedua, khusus bagi pembina pengajaran
membaca, suatu teori tentang membaca sangat diperlukan dalam membina dan
melaksanakan tugas pembinaan kemampuan siswa dalam membaca.
· Ketiga, mereka yang bermaksud
melaksanakan suatu penelitian tentang masalah membaca dan pengajaran membaca,
suatu teori membaca mutlak dibutuhkan.
B. Pendekatan Dalam Membaca
Pendekatan yang diterapkan dalam studi membaca untuk
menghasilkan teori membaca berkisar pada tiga macam pendekatan, yaitu :
- Pendekatan Konseptual
Meliputi bermacam-macam metodologi pendekatan kesemuanya
berangkat dari suatu konsepsi tentang membaca dan berkesudahan dengan suatu
model tertentu tentang proses membaca.
- Pendekatan Empirikal
Mencakup bermacam-macam pendekatan yang bertolak dari
pengalaman serta penghayatan proses membaca, baik dari penyusunan teori itu
sendiri maupun dari orang-orang lain yang dijadikan subjek penelitian.
- Pendekatan Eksperimental
Meliputi berbagai macam pendekatan yang kesemuanya berangkat
dari suatu eksperimen tertentu yang ditujukan terhadap seperangkat perilaku
membaca yang dapat diamati, dikaji, dan kemudian dianalisis untuk disimpulkan
menjadi suatu teori membaca tertentu.
Tokoh Perintis dalam pendekatan konseptual ialah Kennet S.
Goodman. Menurut pandangannya, proses membaca pada hakikatnya adlah proses
komunikasi, yaitu komunikasi antara pembaca dengan turunan tertulis (bacaan)
yang dibacana. Namun pendekatan tersebut direvisi karena disadari banyak
kelemahannya. Sebagai penggantinya dipakailah teori Transformasi Generatif
temuan Noam Chomsky sebagai acuan kerjauntuk memberikan proses membaca
dalambentuk suatu model yang dikenal sebagai modal membaca Goodmen (The
Godman Model Of Reading). Model ini menekankan bahwa membaca pada
hakikatnya adalah seperangkat proses recording, decoding, dan encoding yang
berakhir pada pemahaman atau komprehensif.
Teori membaca yang memanfaatkan
pendekatan empirikal banyak ragamnya.
a) Teori yang memandang membaca
sebagai proses berpikir
b) Teori yang memandang membaca
sebagai perangkat keterampilan
c) Teori yang menganggap membaca
sebagai kegiatan visual
d) Teori yang menganggap membaca
sebagai pengalaman bahasa
Pendekatan ketiga adalah pendekatan eksperimental. Teori
yang dimanfaatkan sebagai landasan eksperimental adalah teori yang memandang
membaca sebagai proses atau kegiatan menangkap makna dari bacaan. Beberapa
penemuan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran membaca :
Ø Penemuan – penemuan proses
mempersepsi makna, yang meliputi :
- Persepsi atau pemahaman akan makna
materi bacaan,
- Menganalisis pola bentukan bahasa
bacaan
- Persepsi yang kuat atau baik
terhadap makna bahasa bacaan sebagai hasil menghayati dan menganalisis bahasa
bacaan itu akan membuat pembaca memiliki ingatan yang baik pula terhadap makna
bacaan itu
Ø Penemuan-penemuan mengenai pembentukan
konsep, dalam membaca yaitu makna simbolik tentang hal-hal yang direspon
pembaca dari bacaan, meliputi :
- Persepsi yang baik terhadap makna
bahasa bacaan dan menghasilkan konsep yang baik pula tentang makna bahasa
bacaan itu,
- Konsep yang abstrak sifatnya
tentang makna material bahasa bacaan terbentuk berdasarkan konsep-konsep yang
konkrit dan tingkat intelegensi pembaca,
- Pengembangan konsep tentang makna
bahasa bacaan dapat dibina dengan menyiapkan program pengajaran membaca yang
baik.
Ø Penemuan-penemuan mengenai penerapan
penguasaan bahasa pembac dalam proses memahami makna pada waktu pembaca, yang
meliputi :
- Jumlah kosa kata yang dikuasainya
- Luas dan dalamnya ragam makna kata
yang dikuasainya
- Mapannya penguasaan terhadap
kaidah-kaidah bahasa
- Baiknya penguasaan tentang tata
penulisan bahasa.
C. Pokok Pikiran Tentang Membaca
Berikut adalah pokok-pokok pikiran
tentang membaca :
a. membaca adalah suatu proses ya g
sangat rumit dan unik sifatnya. Kerumitanya terutama terletak pada banyaknya
serta beraneka ragamnya faktor yang bekerja dalam proses membaca itu, dan
bertautnya faktor yang satu dengan yang lainnya. Keunikannya terletak pada
relatif berbedanya proses membaca itu berlangsung pada setiap pembaca
b. proses membaca berlangsung
sebagai bentuk respon pembaca terhadap tuturan tertulis (bacaan) yang
menstimulasinya. Respon membaca ini bukanlah respon pasif, melainkan respon
aktiv yang mengandung tingkat kesadaran tertentu.
c. Bacaan sebagai stimulant, dalam
wajah permukaanya berupa paparan bahasa tulis yang tersusun dari materi bahasa
(kata, frasa, klausa, dan kalimat), tertata dalam tata tuturan tertentu, dan
tertulis menurut tata penulisan yang berlaku.
d. Respon aktiv pembaca yang berupa
proses membaca mencakup berbagai kegiatan mental yang secara keseluruhan
merupakan kegiatan mengolah bacaan itu. Dalam kegiatan ini pembaca melakukan
kegiatan berfikir dan bernalar, menerapkan berbagai kemampuan intelektual dan
strategi kognitifnya dalam rangka membentuk persepsi dan konsep-konsep,
merekonstruksi, makna bacaan, dan menentukan kualitas, nilai, dan dampak makna
bacaan itu. Dalam keseluruhan kegiatan ini, pembaca banyak sekali memanfaatkan
ciri-ciri dan kunci-kunci penunda makna paparan bahasa bacaan untuk
memprediksi, menginterpretasi, dan mengkonfirmasi makna yang tepat. Selain itu,
juga dengan banyak dimanfaatkan nya pengetahuan serta pengalaman yang telah
dimilikinya
e. Kelancaran dan keberhasilan
pembaca dalam membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari diri pembaca
sendiri (faktor dalam ) maupun yang berasal dari luar dirinya (faktor luar ).
Intelegensi, sikap, penguasaan bahasa, perbedaan kelamin pada usia muda, dan perbedaan
logatnya dengan bahasa bacaan adalah beberapa faktor luar yang ikut berperan
meliputi kondisi bacaan, baik bahasanya, isinya dan tingkat keterbacaannya,
maupun kesesuaian bacaan itu dengan daya tangkap pembaca. Selain itu, keadaan
status sosial ekonomi dan pengajaran membaca terutama peran guru yang
membinanya adalah faktor luar yang tidak kecil pengaruhnya. Apapun bentuk,
jenis dan sifat faktor yang berpengaruh, kelancaran dan keberhasilan dalam
membaca dapat dibina secara formal melalui pengajaran membaca yang dirancang,
di programkan serta dilaksanakan dengan baik
Komentar
Posting Komentar