Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Puisi

SATU PAGI DI TAMAN SELANDRI             By : Aro Zanies Sebentuk angan tinggi melambung Seperti camar berkeliaran sekitar lautan Terduduk ku pada sebuah batu hitam Berangan dan meratap Surya mendengar dengan tulusnya Suka hati berbagi dengannya             Hai surya....             Taukah kau, aku akan disampingmu             Menemani terangmu             Bersamamu bersanding dengannya             Hai surya...             Sampai sekarang tak kurasakan isyaratnya             Bahkan sempat terlupa             Bodohnya aku hidup sekarang             Tak ingat siapa yang buat Sesal sekarang kurasa Di ambang musnah baru ku bangun Membaca titahnya tersirat menggelora Sembari bersenandung hanya kau satu

Puisi

                     LEBUR                                By : Aro Zanies Kehampaan dalam kehambaan Bimbang dalam harapan Sepi dalam sunyi Terkubur diri selama ini Bangkit tak mampu, berontak tak perlu Hampa... hamba... Engkau tahu... Susah sangat terbius duka Sempat jatuh menjauh di tepi sanubari Tak pernah lupa, tak kunjung sirna Terganggu   hidup sendiri Tak kuasa menahan diri Bukan milik sepenuh hati Ego hancur remuk terpuruk Dambaan setiap hati Mati sebelum mati tak mudah tuk jalani Mahaguru dambaan kami Padamu ku abdikan diri...

ANALISIS UNSUR PEMBANGUN NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

A.     Sinopsis Novel ini menceritakan tentang kisah cinta yang tidak sampai karena terhalang oleh adat yang sangat kuat. Zainudin adalah seorang pemuda dari perkawinan campuran Minangkabau dan Mengkasar. Ayah Zainudin yaitu Pendekar Sutan yang berdarah Minangkabau mengalami masa pembuangan ke Mengkasar. Di Mengkasar Pendekar Sutan menikah dengan Ibu Zainudin yaitu Daeng Habibah yang berdarah asli Mengkasar. Keinginan Zaenudin untuk dapat menginjakkan kaki di negeri asalnya, Minangkabau sangatlah kuat. Maka berpamitanlah ia pada Mak Base, ibu angkatnya untuk berangkat ke negeri Padang. Di sana bertemulah Zaenuddin dengan Hayati. Gadis asal Batipuh yang sangat dicintainya. Berawal dari sini kisah cinta yang pahit antara Zaenuddin dan Hayati dimulai. Hubungan mereka harus berakhir karena adat. Adat di Minangkabau bangsa diambil dari ibu, sedangkan yang asli keturunan Minangkabau ayahnya bukan ibunya. Sebab itu Zaenuddin dianggap sebagai orang asing yang tidak bersuku. Hal itulah